Sukses

Makan Getuk, 53 Karyawan RS dan Tamu Hotel Keracunan

Dugaan sementara, korban keracunan diakibatkan zat pewarna yang terdapat dalam makanan dari olahan singkong tersebut.

Liputan6.com, Bogor - Sebanyak 53 orang dilaporkan mengalami keracunan makanan ringan bernama getuk lindri, Jumat 15 Mei 2015. Dugaan sementara, korban keracunan diakibatkan zat pewarna makanan yang terdapat dalam makanan dari olahan singkong tersebut.

Kepala Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Paru Goenawan Partowidigdo (RSP GP) Cisarua dokter Agus Sukendar mengatakan, dari data nama pasien korban keracunan yang ditangani rumah sakit, 32 orang merupakan karyawan RSP GP. Sementara 21 orang berasal dari Hotel Royal Gardenia, Cisarua.

"Jumlah seluruhnya 53 orang, dari jumlah tersebut, 42 korban masih mendapatkan perawatan di rumah sakit, sedangkan 11 orang dalam kondisi pemulihan," beber Agus saat dihubungi, Sabtu (16/5/2015).

Agus menuturkan, para pasien mengeluh mual, pusing dan muntah-muntah bahkan ada yang sampai kejang hingga pingsan. Diduga para korban keracunan makanan.

"Semua pasien diberikan infus karena sebagian besar pasien mengalami kekurangan cairan," papar Agus.

Setelah ditanya, para karyawan mengaku sebelumnya mereka memakan ringan yang disediakan katering rumah sakit berupa getuk atau makanan olahan berbahan singkong pada Jumat pagi.

Sementara, Kepala Unit Reskrim Polsek Cisarua, AKP Dali Saputra menjelaskan, korban yang berasal dari hotel sebagian besar merupakan tamu hotel yang pada Jumat sore mengadakan gathering.

"Tamu hotel juga memakan makanan yang sama yang disediakan, yakni getuk lindri. Beberapa jam setelah makan, para tamu tersebut langsung keracunan," kata dia.

Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, kata Saputra, menu makanan getuk ada tiga warna, yakni kuning, coklat, dan hijau. Dan dari tiga warna tersebut, yang diduga beracun yang berwarna hijau.

Hingga Sabtu dini hari, seluruh pasien masih dalam perawatan. Polisi pun menduga masih banyak korban keracunan lainnya. Sebab ada sekitar 400 orang yang memakan penganan berbahaya di dua tempat tersebut. Untuk memastikannya, polisi pun meminta agar orang-orang tersebut memeriksakan diri.

Sedangkan polisi sudah memeriksa dua saksi dalam kasus keracunan tersebut. Dan membawa contoh makanan yang diduga beracun tersebut masih dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebabnya

"Dugaan sementara, racun berasal dari bahan kimia pewarna makanan," pungkas Dali Saputra. (Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini