Sukses

IKAPPI: Pasar Johar Kebakaran, Kerugian Rp 3 Triliun Lebih

Ada lebih dari 7.000 pedagang yang menjadi korban kebakaran Pasar Johar, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Liputan6.com, Semarang - Kebakaran pasar-pasar tradisional berskala besar di Indonesia terus terjadi. Terakhir kebakaran Pasar Johar, Semarang, Jawa Tengah pada Sabtu malam 9 Mei 2015 yang kian menambah daftar panjang pasar terbakar.

Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) menyatakan, kebakaran itu menjadi semacam alarm untuk terus meningkatkan kewaspadaan atas potensi terjadi kebakaran. Terutama di pasar-pasar besar di seluruh Indonesia.

Kebakaran Pasar Johar dinilai pula musibah besar yang menyita perhatian publik. "Sebagai pasar tradisional terbesar di Jawa Tengah sekaligus cagar budaya yang menyimpan banyak sejarah perjalanan bangsa, kebakaran Pasar Johar harus ditangani secara serius," ucap Wakil Sekjen DPP IKAPPI Miftahudin dalam keterangan tertulis, Minggu (10/5/2015).

Selain itu, IKAPPI akan menerjunkan tim investigasi untuk membantu penyelidikan kebakaran pasar bersejarah itu dari perspektif pedagang. "Maka kami hari ini (Minggu 10 Mei 2015) turunkan tim ke (Pasar) Johar," imbuh Miftahudin.

Menurut Miftahudin, IKAPPI menilai Pemerintah Kota Semarang mengabaikan perlindungan baik secara aktif maupun pasif. Namun penilaian objektif baru akan disampaikan setelah ada hasil penelusuran tim investigasi.

Miftahudin menjelaskan bahwa di Pasar Johar terdapat lebih dari 7.000 pedagang yang menjadi korban kebakaran.

"Hitungan kami sementara ini kerugian (kebakaran Pasar Johar) mencapai lebih dari Rp 3 triliun. Data itu sendiri akan diverifikasi oleh tim investigasi kami. Namun kami pastikan bahwa kerugian yang timbul tidak kecil tentunya," ujar dia.

Lantaran itulah, lanjut Miftahudin, DPP IKAPPI meminta Pemerintah Kota Semarang segera mengambil langkah untuk melakukan recovery kepada pedagang secara cepat. Hal ini agar nasib para pedagang di Pasar Johar tidak semakin terpuruk.‎ (Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.