Sukses

Pembangunan Sekolah Mandek, Siswa SMPN 73 Mengungsi UN di SD

"Sekolah butuh 15 ruang untuk ujian nasional. Tapi sejak 2013 sekolah dibangun ulang hingga kini belum selesai."

Liputan6.com, Jakarta Ujian Nasional (UN) tingkat SMP dan sederajat di seluruh Indonesia mulai dilaksanakan hari ini. UN berlangsung sejak Senin hingga Kamis 4-7 Mei 2015.

Namun SMP Negeri 73 Jakarta Selatan yang dijadikan Sekretariat Sub Rayon 12 justru tidak bisa melaksanakan UN di gedung sekolahnya. Para siswa terpaksa mengungsi di gedung SDN 01 dan 03 Tebet untuk mengikuti ujian lantaran terbatasnya ruang kelas di SMPN 73 Jakarta.

Pantauan Liputan6.com, tidak ada aktivitas ujian di SMPN 73 Jakarta. Ruang kelas di sekolah ini hanya berupa konstruksi rangka beton yang proses pembangunannya tak lagi terlihat.

Beberapa ruangan dijadikan kelas darurat yang dindingnya terbuat dari papan triplek. Sementara di gedung yang belum direnovasi dijadikan sebagai Sekretariat Panitia UN Sub Rayon Jakarta dan juga sebagai gudang penyimpanan naskah ujian.

Kepala SMPN 73 Jakarta Sukirman mengatakan, sejak 2 tahun terakhir kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah ini meminjam gedung SDN 01 dan 03 Tebet, Jakarta Selatan. Begitu juga pelaksanaan UN yang membutuhkan 15 ruangan. Sementara ruang kelas di gedung SMPN 73 tidak mencukupi.

"Sekolah butuh 15 ruang untuk UN. Tapi sejak 2013 sekolah dibangun ulang hingga kini belum selesai, kita terpaksa meminjam ruangan di SD terdekat. Sementara siswa SD diliburkan selama UN," ujar Sukirman di SMPN 73 Tebet Timur, Jakarta Selatan, Senin (4/5/2015).

Sukirman menjelaskan, proses KBM di SMPN 73 Jakarta ini dilakukan dengan sistem shifting. Siswa kelas IX masuk pagi, sementara siswa kelas VIII masuk siang hari. Sedangkan siswa kelas VII terpaksa masuk siang di SDN 01 dan 03 Tebet pada siang hari setelah siswa SD usai sekolah.

SMPN 73 Jakarta. (Liputan6.com/Nafiysul Qodar)

SMPN 73 Jakarta ini semula mempunyai 3 gedung. 2 Gedung di antaranya dibongkar dan dibangun kembali. Namun pengerjaannya hanya berjalan sekitar 3 bulan dan mangkrak di tengah jalan. Untuk kegiatan KBM, sekolah memanfaatkan gedung yang tersisa dan membuat ruang kelas darurat di bangunan yang belum jadi menggunakan dinding triplek.

"2 Gedung ini dibongkar pada bulan Mei 2013 lalu. Kemudian mulai dilakukan pembangunan pada Agustus hingga November 2013. Setelah itu sudah, terbengkalai seperti ini," tutur Sukirman.

Kendati demikian, Sukirman menegaskan proses KBM tetap berjalan lancar. Kendala seperti ini tidak melunturkan dukungan dan semangat para pengajar dan siswa melaksanakan KBM. Bahkan semangat tersebut menjadikan SMPN 73 sebagai salah satu sekolah favorit di Jakarta.

"Ini pasti kendala. Tapi teman-teman guru tetap semangat mengajar meski di sekolah yang kondisi gedungnya begini. Sekolah ratingnya tidak pernah merosot dan selalu menjadi favorit," demikian Sukirman. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini