Tim Dokter Indonesia Lakukan Operasi Pertama Korban Gempa Nepal

Liputan6.com, Kathmandu - Gempa dahsyat yang melanda Nepal pada 25 April lalu menelan 7 ribu lebih korban jiwa. Sementara 14 ribu lainnya dilaporkan luka-luka. Bantuan dari berbagai negara pun berdatangan, salah satunya dari Indonesia.

Tenaga medis dari Tanah Air, Tim Indonesia Peduli Nepal (IPN) dijadwalkan melakukan operasi fraktur (patah tulang) pada Senin pagi waktu setempat. Tindakan operasi pertama mereka sejak bertugas di Rumah Sakit Kantipur, Nepal, pada Minggu 3 Mei 2015.

Dengan bantuan dari perawat Indonesia dan Nepal, dr Kuntadi (spesialis tulang), dr Meiky Fredianto (spesialis tulang), dr Bona Achmad (spesialis anestesi), dan dr Fitra Indragiri (spesialis anestesi) akan mengoperasi pasien asal Shindu Palcok, area perbatasan Nepal dan Tiongkok, yang pergelangan kakinya patah.

"Rumah sakit ini bukan rumah kita, jadi kita harus mengikuti prosedur yang sudah ada," kata Dokter Bona.

Perawat lokal yang lancar berbahasa Inggris juga akan membantu tim dokter Indonesia melakukan operasi bedah tulang.

Dokter Bona mengakui, bahasa menjadi kendala utama anggota tim dalam misi kemanusiaan di Nepal. Antara lain karena status pasien maupun prosedur layanan kesehatan ditulis menggunakan aksara Bengali.

Tim dokter Indonesia yang terdiri atas 10 dokter, 1 apoteker dan 5 perawat telah bekerja di Rumah Sakit Kantipur sejak Minggu 3 Mei, dan telah merawat 9 pasien. Termasuk anak usia 4,5 tahun yang kebanyakan mengalami patah tulang.

Sejauh ini, Pemerintah Indonesia menunjuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai koordinator bantuan kemanusiaan lintas kementerian dan organisasi sosial-kemasyarakatan, untuk membantu rakyat Nepal setelah gempa 7,9 Skala Richter (SR). (Ant/Tnt/Mut)