Sukses

JK: RI-Iran Sepakat, Perang Bukan Solusi Selesaikan Konflik Yaman

Selain membicarakan konflik Yaman, JK mengatakan, dirinya dengan Wapres Iran bicara pula kerja sama pabrik pupuk.

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menerima Wakil Presiden Republik Islam Iran Bidang Manajemen dan Perencanaan Mohammad Bagher Nobakht. Kedua petinggi negara itu sepakat, perang bukan solusi menyelesaikan konflik di Yaman.

"‎Kita sependapat bahwa Indonesia dan Iran, agar kita sepakat tidak mempergunakan solusi invasi atau perang kekerasan, untuk menyelesaikan masalah-masalah di negara lain," tegas JK di Kantor Wapres, Jakarta, Rabu (29/4/2015).

"Indonesia dan Iran sangat menentang kekerasan dalam beragam bentuk terorisme, yang bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan ajaran-ajaran Islam," timpal Nobakht pada kesempatan sama.

Selain membicarakan konflik Yaman, JK mengatakan, dirinya dengan Wapres Iran bicara pula kerja sama pabrik pupuk. Nantinya, kerja sama itu akan bersifat business to business atau B to B.

"Kita antara lain membicarakan dulu kita ada kerja sama pabrik pupuk, waktu zamannya Mahmud Ahmadinejad (Presiden ke-6 Iran ). Kita ingin mulai lagi kembali pembicaraan itu," tegas JK.

‎Indonesia dan Iran juga akan menggarap kerja sama di bidang wisata. "Banyak, di Iran kan banyak kota-kota, tempat-tempat yang sangat indah, sangat bersejarah. Sehingga banyak turis asing yang berkunjung ke situ," tandas JK.

Yaman terus bergejolak setelah kelompok milisi Houthi, yang berjuang mendapatkan peningkatan otonomi di Provinsi Saada, melancarkan pemberontakan secara berkala sejak 2004.

Aksi mereka yang paling signifikan terjadi sejak Juli 2014. Pada September 2014, mereka menguasai Ibukota Sanaa, menyandera staf kepresidenan, dan menembaki kediaman Presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi.

Kondisi ini kemudian membuat Arab Saudi dan sekutunya di Teluk turun tangan. Puncaknya, mulai Maret 2015 Arab Saudi dan negara teluk memutuskan untuk melakukan operasi militer "Decisive Storm", untuk menggempur kelompok Houthi di Yaman, setelah Presiden Abd Rabbuh meminta bantuan. (Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini