Sukses

Facebook-Google Bantu Cari Ribuan Korban Gempa Nepal

Dalam hitungan menit, teman-teman dan keluarga mereka melihat kabar tersebut berkat bantuan Facebook dan Google.

Liputan6.com, Kathmandu - Gempa Nepal yang menguncang pada 25 April 2015 lalu begitu dahsyat. Korbannya pun mencapai lebih dari 4 ribu orang, termasuk orang asing yang tengah berkunjung ke negara itu. Beberapa di antaranya tewas akibat longsor di Gunung Everest.

Pascagempa, tak hanya akses keluar Nepal yang tak bisa dicapai. Komunikasi pun sulit dilakukan.

Salah satu yang mengalami kendala itu adalah Charles Gertler dari AS dan kekasihnya Caroline Siebald seorang pekerja Jerman. Saat gempa melanda, mereka tengah berlibur di Nepal.

Gertler-Siebald pun panik saat mencoba memberi tahu keluarga bahwa mereka selamat dan berada di tempat aman.

Setelah mencoba 30 kali, Gertler akhirnya berhasil mengontak sang ibu di Massachusetts, AS, via telepon. Ia juga mendaftar status mereka di fitur baru "Safety Check" di Facebook. Dalam hitungan menit, teman-teman dan keluarga mereka melihat kabar tersebut.

"Saya dapat pesan dari teman-teman TK saya mengatakan 'Ya Tuhan, saya bersyukur kamu selamat," ujar Siebald, kepada Reuters Foundation yang dikutip dari VOA News, Selasa (28/4/2015).

Mulai dari pekerja domestik dari Nepal di India hingga profesional Informasi Teknologi (IT) di Brasil dan orang-orang di seluruh dunia, berpaling ke media online seperti Facebook dan Google untuk mencari kerabat yang hilang dan meneruskan berita mengenai mereka yang selamat pascagempa dahsyat itu.

Di India, negara dengan populasi imigran terbesar di dunia, banyak di antara mereka mencoba untuk menelepon keluarga di rumah. Sembari menyaksikan gambar-gambar mengerikan di televisi yang memperlihatkan jenazah ditarik keluar dari puing-puing bangunan yang runtuh. ​

"Aku tak bisa mendapat kabar tentang anakku yang tinggal dengan orangtuaku di desa yang jauh dari Kathmandu. Aku menelepon berulang kali, tapi tidak tersambung. Aku tak bisa makan, tidur ataupun kerja," kata Usha Tamang, seorang pengasuh anak asal Nepal yang bekerja di Delhi. ​

Sementara itu, di berbagai tempat lainnya di dunia, banyak orang mencari keluarga dan kerabat yang mengunjungi negara di pegunungan Himalaya ini pada puncak musim kunjungan wisata.​

Diperkirakan sekitar 300.000 turis asing berada di Nepal. Sebagian di antaranya di Gunung Everest, saat gempa dahsyat 7,9 skala Richter menewaskan lebih dari 3.700 orang.

>>Melacak yang Hilang​>>

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Melacak yang Hilang​

Melacak yang Hilang​

Komite Palang Merah Internasional (ICRC) adalah satu satu lembaga yang paling dahulu meluncurkan sarana online, untuk melacak ribuan orang yang masih hilang. ​Layanan mereka merilis daftar-daftar nama dan informasi mereka yang selamat, pasien-pasien rumah sakit.

Tak hanya itu, layanan untuk mereka yang mencari anggota keluarga, yang masih belum ditemukan, dan korban yang tewas juga ada.

Para individu dapat mengakses daftar-daftar ini secara langsung di web untuk mencari nama anggota keluarga atau mendaftarkan status mereka -- apakah mereka aman atau berada dalam bahaya.

Facebook juga melalui fitur Safety Check untuk para korban gempa Nepal, menuai pujian dari para penggunanya.

"Ini cara yang mudah untuk memberitahu keluarga dan teman-teman bahwa Anda baik-baik saja. Bila Anda berada di daerah yang terkena gempa, Anda akan mendapat notifikasi yang menanyakan apakah Anda aman, atau apakah Anda ingin mengecek status teman Anda," ujar CEO Facebook Mark Zuckerberg dalam pesannya di Facebook.

 

This morning we activated Safety Check for people affected by the earthquake in Nepal. It's a simple way to let family...

Posted by Mark Zuckerberg on Saturday, April 25, 2015



"Ketika terjadi bencana, orang-orang perlu tahu apakah orang tercinta mereka aman. Di saat-saat seperti inilah kemampuan untuk terhubung sangat penting."

Seorang profesional IT di Brazil adalah salah seorang di antaranya yang mengatakan inisiatif dari Facebook, telah membantunya mengetahui status keluarga dan kerabatnya di Nepal.

"Ayah dan teman-temanku berada di daerah (yang terkena gempa), dan salah satu tempat pertama untuk mengontak mereka adalah melalui Facebook. Medium ini tidak selalu mengenai 'likes' dan hal-hal yang menyenangkan," ia menulis dalam kolom komentar bagi pesan Zuckerberg di Facebook.

"Ketika Anda atau anggota keluarga Anda berada dalam bahaya, Anda mencoba untuk mengontak mereka dengan segala cara, dan saya lega Facebook membantuku hari ini. Koneksi adalah hal yang penting di sini."​

Aplikasi lainnya yang tersedia adalah Google Person Finder -- pertama diluncurkan saat gempa 2010 di Haiti -- yang menggunakan SMS untuk memungkinkan seseorang untuk mencari atau memperbarui informasi mengenai orang yang hilang.​

Pada hari Sabtu 25 April, Jacqueline Brown mendaftarkan Angus Brown dari London dalam keadaan aman. "Angus telah mengirim email, ia berada di Lumboche dengan Martin. Mereka berdua aman, di tempat hangat dan punya makanan," katanya.

Layanan Google Person Finder sekarang sudah melacak 5.800 orang. (Tnt/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.