Sukses

'Surat Cinta' Kekasih Terpidana Mati Asal Spanyol untuk Jokowi

Surat yang ditulis dalam bahasa Inggris itu dititipkan kepada aktivis HAM yang mendukung Raheem, Ursa Supit.

Liputan6.com, Jakarta - Terpidana mati asal Spanyol Raheem Agbaje tak mendapatkan kunjungan dari sang kekasih, Angela hari ini. Hanya sepucuk surat yang ditujukan untuk Presiden Jokowi yang sempat mampir di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Surat yang ditulis dalam bahasa Inggris itu dititipkan kepada aktivis HAM yang mendukung Raheem, Ursa Supit. Ursa sempat memperlihatkan surat itu sebelum dirinya menyeberang dari Dermaga Wijaya Pura menuju Lapas Besi, Nusakambangan.

Berikut petikan surat dari Angela:

Good morning everyone,
As Raheem girlfriend I beg to Mr Joko Widodo and all of Indonesian to stop the execution.

They're a good people and they deserve for a second change.

Please forgive them and stop execution.

I love my boyfriend and i do love all of them beg all of you to stop execution.

Yang dalam bahasa Indonesia:

(Selamat pagi, semuanya,

Sebagai kekasih Raheem, saya meminta Pak Jokowi dan seluruh warga Indonesia untuk menghentikan eksekusi. Mereka adalah orang baik dan mereka berhak mendapatkan kesempatan kedua.

Tolong ampuni mereka dan hentikan eksekusi. Saya cinta kekasih saya dan mereka berharap semuanya menghentikan eksekusi.)

Bersitegang...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bersitegang

Bersitegang

Sebelumnya kepolisian sempat melarang pernyataan tertulis dari kekasih Raheem untuk dipublikasikan. Bahkan sempat terjadi bersitegang antara polisi dengan media.

Semua berawal saat aktivis HAM yang berada di pihak Raheem, Ursa Supit ingin memperlihatkan beberapa lembar kertas bertuliskan pernyataan dari Angela dari balik pagar Dermaga Wijaya Pura, Cilacap, Jawa Tengah.

Namun 2 petugas kepolisian bersenjata lengkap meminta kembali surat itu. Permintaan itu tidak digubris sampai akhirnya polisi tampak marah.

"Mas, Mbak sini dulu nggak boleh itu belum ada izin," ujar seorang petugas polisi bersenjata lengkap di lokasi

Namun foto surat itu terus diabadikan para pewarta. Kesal imbauan tidak digubris, polisi lalu beranjak keluar pagar. Mereka menghampiri dan merampas surat dari kekasih Raheem.

Aksi saling dorong sempat terjadi antara polisi dan media, terutama elektronik yang sedang merekam surat itu. Ketegangan mereda saat polisi mengambil semua surat yang terlihat dan membawa ke dermaga.

"Mohon maaf ya, Mas, mohon kerja samanya karena ini belum ada izin," pungkas sang petugas.

Raheem Agbaje Salami memiliki nama asli Jamiu Owolabi Abashin, kelahiran Lagos, Nigeria, 26 April 1974. Dia merupakan anak pertama dari empat bersaudara dan anak dari pasangan Raymond Abashin-Zein Abashin.

Ia masuk ke Indonesia pada tahun 1997 dengan menggunakan paspor asal Cordova, Spanyol, dengan nama Raheem Agbaje Salami. Dia ditangkap dan mengaku dijebak seseorang asal Zimbabwe karena mengangkut 5,2 kg heroin di Bandara Internasional Juanda.

Setelah putusan berkekuatan hukum tetap, dia mengajukan grasi pada 11 September 2008. Jawaban grasi tersebut baru turun 7 tahun kemudian yang isinya menolak permohonan itu. Sejak 2007 Raheem menempati Lapas Kelas 1 Madiun setelah dipindah dari Lapas Porong, Sidoarjo.

Dan awal Maret 2015 lalu, sang terpidana mati menghuni Lapas Besi Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Pada 20 April 2015, majelis hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta Timur menolak gugatan putusan grasi yang diajukan Raheem.

Kuasa hukum Raheem, Utomo Karim mengatakan, alasan Ketua Majelis Hakim Indrayadi menolak gugatan Raheem karena PTUN tidak berwenang mengadili Keputusan Presiden Jokowi yang sebelumnya diterbitkan pada awal Maret lalu. (Ndy/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.