Sukses

Hamdan Zoelva Jadi Calon Ketua Umum PBB?

Namanya bersinar terang saat menjadi Ketua MK. Setelah tak lagi menjabat Ketua MK, Hamdan Zoelva kembali bergabung bersama PBB.

Liputan6.com, Bogor Namanya bersinar terang saat menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Setelah tak lagi menjabat Ketua MK, Hamdan Zoelva kembali bergabung bersama Partai Bulan Bintang (PBB). Bakal menjadi calon Ketua Umum PBB?

"Semenjak saya menjadi ketua MK, saya keluar dari PBB. Sekarang saya gabung lagi," jelas Hamdan dalam acara Muktamar PBB di Hotel Royal Safari Garden Puncak, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (25/4/2015).

Mengenai pencalonannya menjadi ketua umum PBB untuk periode 2015-2020, tidak bersedia.

"Enggak, biar yang lain saja. Kasih kesempatan untuk yang lain," ujar Hamdan Zoelva.

Seperti 1999

Ketua Majelis Syuro PBB Yusril Ihza Mahendra menjadi calon kuat ketua umum menggantikan MS Kaban. Yusril bersaing dengan raja dangdut Rhoma Irama.

"PBB harus bisa kembali seperti 1999. Meski saya yakin rintangan tidak mudah. Namun kita harus tetap berusaha, pasti ada jalan," ucap Yusril dalam pidato pembukaan muktamar.

Yusril juga mengingatkan para kader dalam waktu dekat ini akan menghadapi pemilukada serentak, sehingga akan menjadi pembahasan dalam muktamar kali ini.

Muktamar PBB berlangsung pada 24-26 April 2015. Memilih Ketua Umum PBB periode 2015-2020 masuk dalam agenda.

Ikut 2019

Ketua Umum PBB MS Kaban menyatakan tidak ingin lagi memangku jabatan serupa. Dia juga menyebut-nyebut nama Rhoma Irama.

"Pilihannya, kita kembalikan lagi kepada keputusan partai. Ada Bang Haji (Rhoma Irama) gabung, posisinya tinggal sebut. Kalo Bang Haji (Rhoma Irama) ikut 2019 (Pilpres) ayo kita rumuskan, tidak ada kesulitan bagi kita," kata Kaban usai  pidato pembukaan muktamar.

Dalam pemilihan ketua umum nanti, ia juga meminta kepada para kader untuk tidak memilihnya lagi. "Saya jangan dipilih lagilah, kan sudah 2 periode."

Ia berharap muktamar kali ini bisa berjalan lancar tanpa ada keributan. Masalah Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) partai tidak boleh menjadi faktor perselisihan.

"Mari kita bangun muktamar ini seukhuwan dan seutuh-utuhnya. AD/ART itu hasil pikiran kita, bukan Alquran dan Hadis, jadi bisa diubah. Sederhanakan cara berpikir, enggak usah banyak perdebatan," pungkas Kaban. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.