Sukses

Satgas Polri: 2.000 WNI Berhasil Dievakuasi dari Yaman

Namun masih saja ada beberapa WNI yang enggan keluar dari Yaman.

Liputan6.com, Jakarta - Selama hampir 20 hari, tim pemerintah percepatan evakuasi warga negara Indonesia di Yaman berhasil mengevakuasi sekitar 2.000 WNI. Tim yang beranggotakan 7 orang itu masuk melalui dua wilayah, timur dan barat.

"Alhamdullilah berhasil evakuasi sekitar 2.000 WNI dalam proses efisien," kata Ketua Tim Satgas Polri Kombes Pol Krishna Murti mengatakan di Jakarta, Jumat (24/4/2015).

"Coverage area wilayah timur dan barat. Tim di timur dari daerah tarim (basis mahasiswa) satu tim lagi masuk wilayah barat masuk lewat Arah Saudi. WNI yang rata-rata tinggal di sana, diplomat, TKI, pelajar," tambah Krishna.

Terkait adanya ledakan di KBRI di Ibukota Sanaa, Krishna mengklarifikasi ledakan bom itu bukan diarahkan ke KBRI tapi di 2 tempat dekat KBRI. Sejauh ini tidak ada WNI yang menjadi korban, hanya luka ringan di peristiwa itu.

"Ledakan itu bukan mengarah ke KBRI, tapi 2 tempat lain," ujar Krisna.

Menurut Krishna masih saja ada beberapa WNI yang enggan keluar dari Yaman. Saat ini masih ada orang Kemenlu berusaha mengevakuasi WNI yang masih tinggal.

"Sekarang tim yang masih di sana, orang Kemlu (Kementerian Luar Negeri RI). Tim Kemlu masih di sana untuk evakuasi. Sekarang masih ada 40-an WNI yang mau keluar," pungkas Krishna.

Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir mengatakan, Pemerintah Indonesia berpontesi menjadi penengah konflik di Yaman. Pernyataan tersebut dilontarkan Fachir setelah Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar pertemuan dengan negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Mantan Duta Besar RI untuk Arab Saudi itu mengatakan, dalam pertemuan tersebut salah satu isu yang dibahas adalah krisis Yaman. Terutama soal negara yang diniliai bisa menjadi penengah konflik di negera yang berbatasan dengan Laut Merah itu.

"Kita harus konsultasi mengenai negara-negara mana yang dinilai berpotensi untuk mencarikan solusi. Ini kan persoalannya ada 2 pihak yang berkonflik. Jadi Kita cari kira-kira negara mana yang dinilai berpotensi berkontribusi bisa mencari solusi," kata Fachir kepada Liputan6.com di sela Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta, Kamis 23 April 2015. (Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.