Sukses

BNPB: Anomali Cuaca Penyebab Bencana Hingga Awal Mei

Bencana hidrometerologi atau bencana terkait cuaca dan air masih dominan hingga awal Mei mendatang.

Liputan6.com, Jakarta - Adanya sirkulasi siklonik persisten di Samudera Hindia sebelah selatan Jawa Timur mengakibatkan munculnya konvergensi. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan, terjadinya perlambatan kecepatan angin memanjang di perairan utara Aceh, Samudera Hindia bagian barat daya Sumatera, Laut Jawa bagian utara, Laut Halmahera bagian barat menyebabkan pertumbuhan awan hujan hampir merata di sebagian besar wilayah Indonesia.

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, kondisi tersebut memicu banjir, longsor, dan puting beliung.

"Penanganan darurat puting beliung yang melanda 7 kecamatan di Aceh Timur pada Kamis (23 April 2015) masih dilakukan. Puting beliung melanda Kecamatan Peureulak, Pendawa, Peurelak Barat, Darul Aman, Ranto Peureulak, Sungai Raya, dan Paureulak Timur. Ada 231 kepala keluarga/623 jiwa terdampak, 83 rumah rusak berat, 147 rumah rusak ringan, dan 2 sekolah rusak," ujar Sutopo dalam keterangan tertulis, Jumat (24/4/2015) malam.

Di Temanggung Jawa Tengah, misalnya. Menurut Sutopo, longsor terjadi di Desa Nglamuk, Kecamatan Kaloran pada Kamis siang 23 April 2015. Longsor pun menimbun akses jalan Temanggung-Semarang dan merusak 5 rumah.

"Saat yang bersamaan puting beliung juga melanda Desa Dlimuyo, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, menyebabkan 7 rumah rusak," imbuh Sutopo.

Banjir dan longsor juga terjadi di Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur yang menimbulkan 10 rumah rusak dan ambrolnya tebing sungai pada Kamis 23 April 2015. "Akses jalan Pacitan-Ponorogo di Desa Gemaharjo, Kecamatan Tegalombo sempat putus total karena tertimbun longsor dan ambles," beber Sutopo.

Sementara di Kelurahan Simpang Tiga dan Tani Aman, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, banjir menggenangi ratusan rumah pada Jumat 24 April pukul 10.00 Wita.

"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada. Adanya anomali cuaca dalam seminggu terakhir telah menyebabkan bencana hidrometerologi (bencana terkait air dan cuaca ) masih dominan hingga awal Mei mendatang," imbau Sutopo.

Ia mengingatkan pula, bencana geologi pun selalu mengancam seperti gempa 5,4 SR pada Jumat (24 April 2015) pukul 12.28 WIB yang terasa kuat di Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara selama 3-5 detik.

"Tidak ada kerusakan tapi masyarakat sempat panik," pungkas Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB. (Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • BNPB adalah Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

    BNPB

  • BMKG adalah singkatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika yang berstatus Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPN).

    BMKG

  • Bencana