Sukses

Gegana: Kantor TVRI Jambi Steril dari Bom

Selama lebih dari 2 jam melakukan penyisiran, tim Gegana tak mendapatkan apapun terkait benda mencurigakan

Liputan6.com, Jambi Usai mendapat laporan adanya teror bom di kantor TVRI Jambi, 15 anggota Gegana Polda Jambi langsung melakukan penyisiran di kantor yang berlokasi di kawasan Telanaipura, Kota Jambi itu. Selama lebih dari 2 jam melakukan penyisiran, tim Gegana tak mendapatkan apapun terkait benda mencurigakan, apalagi bom.

Kepala Detasemen Gegana Polda Jambi Kompol Beridiansyah yang memimpin langsung penyisiran itu mengatakan, upaya penyisiran sudah dilakukan baik dalam gedung maupun luar gedung TVRI. Namun pihaknya tidak menemukan hal yang mencurigakan.

"Hampir 2 jam sudah kita lakukan penyisiran, namun tidak ada petunjuk apa-apa. Jadi kita simpulkan pencarian dihentikan," kata Beridiansyah di Jambi, Selasa (21/4/2015).

Menurut dia, proses penyisiran lokasi sudah dilakukan sesuai dengan prosedur. Mulai dari alat pelacak bom, penjinak bom, metal detector dan peralatan lainnya.

Ia mengatakan, apabila benar ditemukan benda mencurigakan, tim tidak akan melakukan evakuasi. Namun akan dibongkar dan dijinakkan di tempat yang jauh dari jangkauan warga.

"Tapi alhamdulillah tidak ditemukan, namun kita tetap waspada. Dan kasus ini kita serahkan lagi kebagian reserse," katanya.

SMS Teror Bom

Teror di kantor media televisi milik pemerintah di Jambi bermula saat Kepala Stasiun TVRI Jambi Zumeni Gani menerima pesan singkat atau SMS melalui ponselnya pada Selasa pagi tadi sekitar pukul 08.56 WIB.

SMS pertama berbunyi "Nggak lama lagi akan meledak bom kantor TVRI". Disusul SMS kedua dengan bunyi yang sama, namun di bawah SMS teror itu terdapat tulisan "ISIS".

Beberapa menit kemudian pada pukul 09.20 WIB datang pesan susulan berbunyi "Dua menit lagi akan meledak". Disusul lagi SMS berikutnya pada pukul 09.45 WIB berbunyi permintaan maaf "Maaf HP aku anak yang main tadi. Sayo dari Tanjung Jabung".

SMS teror diketahui diterima juga oleh Kasi Teknik TVRI Jambi Bahnan. Namun bedanya, isi SMS teror mengaku berasal dari Poso, Sulawesi Tengah. (Han/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini