Sukses

DPO Teroris Ambo Ece Dibekuk Densus 88 Antiteror di Wajo

Ambo Ece merupakan DPO teroris yang paling dicari setelah tertembaknya pimpinan mereka di Poso yakni Daeng Koro.

Liputan6.com, Makassar - Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror menangkap salah seorang anggota kelompok teroris di Bulutiroeng, Kecamatan Pitumpanua Siwa, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, tadi pagi.

Ambo Ece yang ditangkap setelah belasan anggota Densus 88 menggerebek tempat persembunyiannya, merupakan DPO teroris yang paling dicari setelah tertembaknya pimpinan mereka di Poso yakni Daeng Koro.

Kepala ‎Bagian Humas Polda Sulselbar AKBP Andi Masmini dikonfirmasi membenarkan adanya penangkapan terhadap warga Bangsalae, Kelurahan Batu-Batu tersebut.

"Ia ditangkap pagi tadi, tepatnya pukul 06.30 Wita di Bulutironge, Kecamatan Pitumpanua Siwa, Kabupaten Wajo. Dan sekarang tim Densus 88 sedang mendalami lebih lanjut keterlibatannya dengan aksi terorisme di sejumlah tempat, "kata ‎Andi kepada Liputan6.com di Makassar, Sulsel, Selasa (21/4/2015)

Ambo Ece menurut Andi juga tercatat sebagai pelaku yang ikut terlibat dalam pembunuhan 2 anggota Polres Poso.

"Yang bersangkutan terlibat pembunuhan terhadap 2 anggota Polres Poso masing-masing Aiptu Sudirman dan Brigadir Andi Sapa di Tamajenka Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng)," kata dia.

Mengenai perkembangan lebih lanjut, Andi mengatakan akan dikabarkan setelah mendapatkan informasi hasil pemeriksaan terhadap tersangka. "Nanti saya akan infokan perkembangannya," tutup Andi.

Awal April lalu, Densus 88 juga terlibat baku tembak dengan kelompok teroris di Pegunungan Sakina Jaya, Desa Pangi, Kecamatan Parigi Utara, Kabupaten Parimo, Poso. 1 Terduga teroris yang tak lain salah satu pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Daeng Koro, dinyatakan tewas.

"Untuk teroris yang tertembak meninggal dunia sewaktu terjadi baku tembak dengan Densus 88 di Parigi, diduga kuat adalah Daeng Koro," ujar Kabag Penum Polri Kombes Pol Rikwanto dalam pesan tertulisnya.

Rikwanto menerangkan, keterlibatan Daeng Koro berdasarkan hasil investigasi adalah sebagai pelatih dan ketua pelaksana beberapa kegiatan tadrib asykari atau pelatihan militer yang dilaksanakan di daerah Tuturuga Kabupaten Morowali, tadrib di Sulawesi Barat, tadrib di Mambi, serta kegiatan tadrib yang dilaksanakan di Gunung Tamanjeka Poso.

"Sebagai aktor intelektual dalam pembunuhan Briptu Andi Sapa dan Brigadir Sudirman di Tamanjeka, dan pelaku penghadangan dan penembakan anggota Brimob di Kalora," kata dia.

Selain itu Daeng Koro juga merupakan perakit dan eksekutor bom Pantangolemba, melakukan kontak senjata dengan anggota di Gunung Gayatri Desa Maranda, Poso. Dia juga terlibat dalam pengadaan senjata yang saat ini menjadi senjata inventaris MIT.

"Sebagai penghubung antara kelompok MIT dengan kelompok Makassar dan sebagai ahli strategi bagi pergerakan kelompok MIT, serta aktor intelektual penembakan warga masyarakat di desa Masani," terang Rikwanto. (Ado/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.