Sukses

Helikopter TNI Jatuh Dipindah, Bandara Ahmad Yani Mulai Normal

2 maskapai yang sempat terganggu penerbangannya adalah Kalstar dan Sriwijaya Air.

Liputan6.com, Semarang - Setelah sempat ditutup selama 2 jam, kegiatan penerbangan di Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, Jawa Tengah dibuka kembali pada pukul 09.30 WIB. Penutupan bandara disebabkan adanya helikopter militer kecelakaan di landasan pacu (runway) bandara.

Petugas Lion Air menginformasikan, awalnya helikopter jenis Bell 205 tersebut hendak take off atau lepas landas. Namun, karena mengalami kerusakan mesin, helikopter tersebut tidak kuat naik.

"Setelah naik sekitar 1, 2 meter, tiba-tiba powernya hilang dan heli itu terjatuh. Tapi tidak ada korban apapun. Bahkan percikan api juga tidak ada," kata salah satu petugas check in Lion Air kepada Liputan6.com, Selasa (21/4/2015).

Mengetahui ada helikopter TNI yang gagal terbang, otoritas bandara langsung menutup bandara sekitar pukul 08.00 WIB. Akibatnya sempat terjadi penumpukan penumpang dan delay penerbangan sejumlah maskapai.

General Affairs and Communication Section Head PT Angkasa Pura I Bandara Ahmad Yani Semarang Anom Fitranggono membenarkan ada penutupan bandara karena insiden kerusakan helikopter milik TNI.

"Iya benar, sempat ditutup tadi mulai pukul 08.20 sampai 09.30," kata Anom saat dihubungi.

Insiden itu terjadi di sebelah utara landasan pacu. Helikopter itu sudah dipindahkan dari runaway sehingga penerbangan bisa kembali normal. 2 maskapai yang sempat terganggu penerbangannya adalah Kalstar dan Sriwijaya Air.

Helikopter TNI jenis Bell 205 jatuh di landasan pacu Bandara Ahmad Yani semarang, Selasa 21 April 2015. Helikopter tersebut terhempas ke bumi saat pelatihan calon kapten pilot.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen TNI Wuryanto mengungkap, sebelum kecelakaan, sedang dilaksanakan pendidikan calon kapten pilot di Pusat Pendidikan Penerbad, Semarang. Pada pendidikan itu ada materi pendidikan manuver emergency procedure. (Mvi/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.