Sukses

Diduga Terlibat Suap, PM Korsel Lee Wan-koo Mundur

Keputusan PM Korsel Lee Wan-ko mengundurkan diri terjadi setelah pengusaha kaya Korsel, Sung-jong Woan bunuh diri.

Liputan6.com, Seoul - Perdana Menteri Korea Selatan (Korsel) Lee Wan-koo mengajukan pengunduran diri pada Senin 20 April 2015 waktu setempat. Langkah itu dilakukannya di tengah skandal politik terkait keterlibatannya atas kasus penipuan dan suap.

"Lee akan tetap menjabat sebagai PM, sampai Presiden Korea Selatan Park Geun-hye menerima pengunduran dirinya. Namun dia tak lagi memimpin pertemuan Kabinet, digantikan oleh wakil perdana menteri saat ini," demikian menurut kantor Perdana Menteri Korsel seperti dikutip dari CNN, Selasa (21/4/2015).

Berita pengunduran diri Lee Wan-koo dilaporkan telah sampai ke telinga orang nomor satu di Korsel. "Presiden Park menyesalkan pengunduran diri Lee," jelas kantor kepresidenan Negeri Ginseng.

Keputusan Lee mengundurkan diri bermula setelah pengusaha kaya Korsel, Sung-jong Woan bunuh diri. Sung ditemukan tergantung di sebuah pohon di Seoul pada 9 April lalu.

Sung yang tengah diselidiki atas kasus penipuan dan penyuapan, meninggalkan daftar nama dan jumlah uang tunai yang diberikannya kepada pejabat tinggi. Termasuk orang-orang yang bekerja untuk Presiden.

Sebuah tim jaksa khusus pun dibentuk, untuk menyelidiki keterkaitan Lee dan 7 politisi lain yang memiliki hubungan dengan Presiden Korsel atas kasus tersebut.

Meski santer dikabarkan terlibat kasus penipuan dan suap, Lee dengan tegas membantah tuduhan itu.

"Jika ada bukti, saya siap dihukum. Sebagai Perdana Menteri, saya akan menerima penyelidikan Kejaksaan terlebih dahulu," jelas Lee.

Presiden Park telah mengatakan bahwa dia menanggapi tuduhan itu dengan sangat serius. Sebelum berangkat pada perjalanannya ke Amerika Tengah dan Selatan, ia mengutuk korupsi politik di negaranya. "Korupsi dan kejahatan yang turun-temurun adalah isu-isu yang dapat merampas kehidupan masyarakat. Kami menganggap ini sangat serius."

"Kami harus memastikan untuk meluruskan masalah ini sebagai masalah reformasi politik. Saya tidak akan memaafkan siapa pun yang bertanggung jawab atas korupsi atau kelalaian ini," ungkap Presiden Park yang berada di Peru dan diperkirakan di Korsel pada 27 April. (Tnt/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.