Sukses

Persiapan Napak Tilas di Museum KAA Hampir Rampung

Selama sebulan sebelumnya, tempat memorabilia Konferensi Asia-Afrika itu pun tertutup bagi pengunjung.

Liputan6.com, Bandung - Pihak Museum Konferensi Asia-Afrika siap menyambut kedatangan para kepala negara dan kepala pemerintahan dalam agenda napak tilas KAA pada Jumat, 24 April mendatang.

"Persiapannya sudah hampir 100 persen," kata Kepala Museum KAA Thomas Ardian Siregar, saat dihubungi, Senin (20/4/2015).

Thomas menjelaskan, persiapan telah dilakukan selama 2 bulan menjelang acara puncak peringatan ke-60 tahun KAA. Bangunan yang terletak di Jalan Asia Afrika No 65 itu telah direnovasi. Selama sebulan sebelumnya, tempat memorabilia KAA itu pun tertutup bagi pengunjung.

"Sejak sebulan lalu ditutup karena dibenahi. Museum dirapikan, dipoles lantai dan dicat. Intinya fisik luar-dalam (gedung) telah kami siapkan," tambah Thomas.

Pada napak tilas nanti, lanjut Thomas, para pemimpin negara Asia Afrika serta menteri-menteri dan pejabat berjalan kaki bersama-sama dari Hotel Savoy Homan ke Gedung Merdeka yang terletak di samping Museum KAA yang dulunya dipakai sebagai ruang sidang utama.

Jokowi Akan Pidato

Sesampai di Gedung Merdeka, Jumat 24 April pagi sekitar pukul 08.00 WIB, Presiden Joko Widodo akan melakukan pidato disusul oleh perwakilan dari Afrika, perwakilan dari Asia, dan perwakilan dari negara peninjau.

Setelah itu, dilanjutkan tur ke Museum KAA yang merupakan ruang penyimpanan memorabilia. Pada acara peringatan 60 tahun KAA itu juga dilakukan penandatanganan Monumen Asia Afrika yang dibangun sebagai tanda kebersamaan.

"Museum tersebut merupakan simbol kebersamaan bahwa pemimpin Asia Afrika punya komitmen bersama," kata Thomas.

Selain acara napak tilas, Museum KAA bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Bandung juga menggelar serangkaian acara lainnya yang melibatkan masyarakat.

Pesta Rakyat

"Masyarakat bisa berpartisipasi dan berkontribusi. Kami ingin ini menjadi pesta rakyat dan masyarakat bisa merayakan nilai-nilai KAA agar tidak hilang, yaitu nilai kebersamaan dan semangat kerja sama," jelas Thomas.

Pada 18-24 April 1955, sebuah konferensi tingkat tinggi pernah digelar oleh negara-negara Asia Afrika. Di tempat yang kini menjadi Gedung Merdeka dan Museum KAA itu masih memikat masyarakat.

Setidaknya, menurut Thomas, sebanyak 600 sampai 1.000 orang dari berbagai daerah hingga turis mancanegara mendatangi Museum KAA setiap harinya.

Saat museum tersebut ditutup menjelang KAA ke-60, lanjut Thomas, masyarakat masih datang untuk sekadar foto di depan museum.

"Saya punya feeling kalau setelah KAA 2015 ini, museum akan semakin ramai didatangi pengunjung," pungkas Thomas. (Ant/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini