Sukses

Aksi Gadis Australia Bela Muslim di Kereta Tuai Pujian

Eden, yang merasa hal itu sudah keterlaluan kemudian menyela ocehan wanita tentang peristiwa pemenggalan kepala, perang dan serangan teror.

Liputan6.com, Sydney - Aksi gadis Australia, Stacey Eden membela sepasang muslim yang diduga dilecehkan saat berada di kereta menuai pujian. Setelah rekaman kejadian yang diunggahnya di Facebook ditonton ratusan ribu kali.

Peristiwa pembelaan Eden berawal tatkala ia menumpang kereta api di Sydney. Kala itu ia melihat sejumlah muslim diberondong pertanyaan, oleh wanita lanjut usia yang ada di dekatnya.  

Wanita itu menyalahkan mereka atas berbagai peristiwa pemenggalan kepala, perang dan serangan teror di Kenya serta Suriah.

"10 menit sebelum aku menekan tombol 'rekam' di telepon, kejadian itu sudah berlangsung," kata Eden seperti dikutip dari BBC, Jumat (17/4/2015).

Eden, yang merasa hal itu sudah keterlaluan kemudian menyela ocehan wanita itu.

"Hormatilah sedikit, ... Jika Anda tidak punya bahan untuk mengatakan hal-hal yang baik, tak usah berkata apa-apa".

Eden kemudian memposting rekaman itu di Facebook dengan sedikit tambahan catatan singkat.

"Orang-orang seperti itu membuatku kesal ... Dia mengatakan banyak hal yang cukup mengerikan dan menyakitkan sebelum saya berbicara. Setelah aku membela mereka, ia (pelaku) pun berhenti," tulis Eden.

Video itu sudah ditonton lebih dari 400.000 kali dan menarik ratusan komentar.

"Kau layak dipuji untuk berdiri bagi orang-orang ini, jadi saya akan mengatakan, bagus, dan teruslah bekerja untuk kemanusiaan," tulis salah seorang.
 
Pujian
 
Seorang pria yang mengaku bahwa ia adalah muslim yang ada di video itu pun berterimakasih atas pertolongan Eden.

"Video ini bukan buatanku. Inilah yang terjadi kepada kami di sebuah kereta Sydney, Tuhan memberkati Stacey Eden yang mendukung kami," tulis pria di akun Hafeez Ahmed Bhatti.

Eden mengatakan kepada Australian Broadcasting Corporation bahwa keputusannya untuk menyela, datang begitu saja. Entah mengapa tiba-tiba merasa ingin menolong sesama manusia.

"Aku hanya merasa, jika tidak ada yang berusaha menengahi, omelan itu akan berlangsung terus. Jadi aku memutuskan untuk berbicara," ungkap Eden.

"Aku tak ingin menyulut pertengkaran atau konfrontasi, hanya ingin dia berhenti berbicara seperti itu."

Perlakuan terhadap minoritas muslim di Australia -- yang jumlahnya lebih dari 2% penduduk -- telah menjadi topik panas di sana. Terutama sejak pengepungan sebuah kafe Sydney Desember lalu.

Sebelumnya, aksi ribuan warga Australia menolong umat muslim di negaranya juga pernah terjadi. Ketika itu mereka menawarkan diri untuk menemani umat Islam di angkutan umum. Bantuan itu terjadi beberapa saat setelah serangan di Kafe Lindt.

Mereka pun menggunakan hashtag #IllRideWithYou di Twitter, untuk menemani para muslim di tempat publik. (Tnt/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.