Sukses

Danau Toba yang Bergolak Saat Gempa Aceh 2012 Paling Populer

Warga Parapat dan Pulau Samosir berhamburan ke luar rumah. Mereka yang berada di tepi danau jadi saksi dari peristiwa yang tak biasa.

Liputan6.com, Jakarta - Warga Parapat dan Pulau Samosir berhamburan ke luar rumah. Mereka yang berada di tepi danau jadi saksi dari peristiwa yang tak biasa. Air Danau Toba yang biasanya tenang, bergolak dan membentuk pusaran, laiknya aliran sungai deras.

Fenomena yang terjadi saat Bumi Aceh diguncang gempa 8,5 skala Richter pada Rabu 11 April 2012 itu menjadi kabar yang paling banyak dicari pembaca sepanjang Sabtu kemarin.

Selain itu, alasan pemerintah Arab Saudi menyerang wilayah Yaman juga menjadi berita yang populer. Disusul oleh kabar tentang penghulu kampung yang dilarang menikahkan pasangan pengantin.

Top 5 News Selengkapnya:

1. 11-4-2012: 'Misteri' Danau Toba Bergolak Saat Gempa Aceh 2012

Bumi Aceh berguncang dua kali pada Rabu 11 April 2012. Gempa pertama dengan kekuatan 8,5 skala Richter terjadi pada pukul 15.38 WIB, dua jam kemudian, giliran lindu 8,1 SR yang bikin hati jeri.

Warga di wilayah pesisir Sumatera, khususnya Aceh, berlarian ke luar rumah. Mobil, motor, dan orang-orang memenuhi jalanan, semua ingin cepat-cepat menuju area yang lebih tinggi. Mencari selamat.

Guncangan juga dirasakan warga yang tinggal di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara, danau vulkanik terbesar di dunia. Selama sekitar 5 menit, Bumi berguncang kuat. Warga Parapat dan Pulau Samosir berhamburan ke luar rumah. Mereka yang kebetulan berada di tepi danau menjadi saksi dari peristiwa yang tak biasa.

[Selengkapnya...](Selengkapnya... "")

2. Mengapa Arab Saudi Gempur Yaman? Ini Penjelasan Dubes Mustafa

Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Mustafa‎ Ibrahim Al-Mubarak mengatakan, invansi yang disebutnya dengan 'Decisive Storm' itu bukan tanpa alasan. Salah satunya adalah adanya permintaan langsung dari Presiden Yaman Abdu Rabuh Mansour Hadi melalui surat resmi.

"Negara-negara teluk telah merespons permintaan Presiden Yaman yang disampaikan pada 7 Maret 2015 untuk menyelenggarakan konferensi di Riyadh (Arab Saudi), yang ingin mempertahankan stabilitas dan keamanan Yaman," ujar Mustafa di kediamannya, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (11/4/2015). "Kami telah menerima surat dari Presiden Yaman."

Selengkapnya...

3. Penghulu Kampung Dilarang Menikahkan Pengantin, Kenapa?

Para penghulu kampung atau yang sering disebut jasa Petugas Pembantu Pencatat Nikah (P3N) saat ini tidak lagi diizinkan untuk menikahkan pengantin. Hanya petugas resmi Kantor Urusan Agama (KUA) saja yang bisa menikahkan para calon pengantin.

Seperti yang terjadi di Kalimantan Selatan. Rupanya hal ini lantaran para penghulu kampung itu sudah diputus kontraknya dan dinyatakan tidak lagi bekerja di lingkungan Kementerian Agama.

"Jadi kita nyatakan masyarakat yang mau menikah harus semuanya kini lewat KUA," kata Kepala Bidang Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais dan Binsyar) Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Selatan H Ahmad Sawiti di Banjarmasin, Kalsel, Jumat 10 April 2015.

Selengkapnya...

4. Ramdani Sirait: Hantu HIV "Gentayangan" di Karyawan Kantoran

Tak hanya mengintai para lelaki berpenghasilan rendah, human immunodeficiency virus (HIV) ternyata juga menghantui karyawan perusahaan berpenghasilan tinggi yang sering melakukan perjalanan jauh.

Direktur Eksekutif sebuah yayasan yang bergerak untuk melawan stigma HIV/AIDS di perusahaan, Indonesian Business Coalition on AIDS (IBCA), Ramdani Sirait mengungkapkan fakta tersebut saat berbincang dengan Tim Health Liputan6.com, belum lama ini.

Selengkapnya...

5. Batu Akik Pancawarna untuk Ibu Negara di Konferensi Asia Afrika

Pemerintah Kota Bandung, Jawa Barat bakal menghadiahi batu akik kepada para delegasi negara sahabat yang menghadiri peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) pada 24 April 2015.

Para kepala negara pria bakal diberi batu akik dari batu-batu raja Sukabumi. Sedangkan para ibu negara akan dihadiahi liontin dari batu jenis pancawarna. Walikota Bandung Ridwan Kamil mengaku telah menugaskan tim dari Kabupaten Garut untuk memesan suvenir-suvenir tersebut ke pengrajin batu akik.

"Waktu yang tersisa ini, tim dari Garut membagi tugas dengan semangat gotong royong," kata Ridwan seperti dikutip dari laman Setkab.go.id, Sabtu (11/4/2015).

Selengkapnya...


(Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini