Sukses

4 Fakta dan Mitos Gerhana Bulan 'Merah Darah' Malam Ini

Gerhana adalah peristiwa alam biasa. Namun, seorang rabbi memperingatkan, itu bisa jadi pertanda mengerikan bagi Israel. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Jangan lupa mendongak ke langit malam ini, Sabtu 4 April 2015. Akan terjadi fenomena alam menarik, ketika Bulan tertutup bayangan Bumi. Gerhana bulan total.

Gerhana bisa diamati di Amerika Utara, Australia, dan Asia, temasuk di Indonesia.

Kepala Lembaga Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin mengatakan, untuk  Indonesia bagian barat, gerhana bulan total akan mulai pada pukul 17.16 sampai 20.45 WIB.

Untuk Indonesia tengah, gerhana akan terjadi pukul 18.16 sampai 21.45 Wita, dan di wilayah timur akan terjadi pada 19.16 sampai 22.45 WIT.

Menurut Thomas, durasi gerhana total ini tergolong singkat. "Puncaknya, gerhana total akan terjadi pada pukul 18.58 sampai 19.03 di Indonesia barat, 19.58 sampai 20.03 di Indonesia tengah dan 20.58 sampai 21.03 di Indonesia timur," kata dia.

Meski bukan kali pertamanya terjadi, gerhana bulan kali ini punya sejumlah keistimewaan, dari durasinya yang superpendek hingga mitos-mitos yang mengiringinya.

Selanjutnya: Mitos Bulan Merah Darah...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Mitos Bulan Merah Darah

Mitos Bulan Merah Darah

Saat gerhana Bulan akan berganti warna, dari keabu-abuan menjadi merah. Semerah darah.

Bayangan Bumi memiliki cincin luar, yang disebut penumbra, dan inti, disebut umbra. Saat Bulan melewati penumbra, maka ia akan tampak hitam sebagian -- seperti baru ada yang menggigit atau memotong rembulan.

Blood moon 15 April 2014  (SPACE.com/Credit: Tyler S. Leavitt)

Ketika Bulan melewati umbra, Bulan akan berubah warna menjadi merah tua. Mirip darah. Gerhana matahari total terjadi saat Bulan sepenuhnya tertutup umbra.

Perubahan warna tersebut akan menjadi tontonan dramatis, terutama bagi manusia di masa lalu, yang belum memiliki pengetahuan di bidang astronomi.

"Bagi manusia di masa lalu, gerhana bulan dianggap pertanda, kehidupan mungkin segera berakhir. Kiamat. Sebab, Bulan berubah menjadi merah, semerah darah. Manusia di masa lalu khawatir, cahaya Bulan yang menyinari malam mungkin akan menghilang untuk selamanya," kata Mitzi Adams, astronom Marshall Space Flight Center Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) di Huntsville, Alabama seperti dikutip dari SPACE.com, Sabtu (4/4/2015)

Selanjutnya: Gerhana Tersingkat Abad Ini...

3 dari 5 halaman

Gerhana Tersingkat Abad Ini


Gerhana Tersingkat Abad Ini

Menurut Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) gerhana bulan total malam ini hanya akan berlangsung selama 4 menit dan 43 detik. Yang tersingkat pada abad ini.

Meski gerhana total hanya terjadi kurang dari 5 menit, namun, prosesnya lebih panjang. Bulan akan tertutup sebagian di umbra selama 1 jam 40 menit. 

Blood moon (Credit: : Sky & Telescope)

Durasi yang pendek dikarenakan Bulan hanya melewati pinggiran umbra.

Mitzi Adams mengatakan, durasi gerhana yang lebih pendek terjadi pada tahun 1529. Hanya berlangsung selama 1 menit dan 41 detik. 

Selanjutnya: Kali Keempat Dalam 500 Tahun ...

4 dari 5 halaman

Kali Keempat Dalam 500 Tahun

Kali Keempat Dalam 500 Tahun

Peristiwa langit malam ini adalah bagian dari rangkaian empat gerhana bulan total  -- 15 April 2014, 8 Oktober 2014, 4 April 2015, dan 28 September 2015. Yang disebut lunar tetrad.

Gerhana malam ini terjadi setelah peristiwa alam serupa pada 20 Maret 2015.

Blood moon (NASA)

Tetrad kali ini adalah yang keempat, dalam 500 tahun, yang empat 'bulan merah darah' kebetulan bersamaan dengan hari raya umat Yahudi, demikian dilaporkan sebuah media Israel.

Media tersebut mengutip seorang rabbi dari selatan Israel, yang mengatakan bahwa gerhana adalah pertanda, 'negeri zionis akan menghadapi "peristiwa yang menentukan dan potensi bahaya," demikian dikutip dari Russia Today.

Selanjutnya: Gerhana yang Mengubah Dunia...?

5 dari 5 halaman

Gerhana yang Mengubah Dunia?

Gerhana yang Mengubah Dunia?

Kebetulan gerhana bulan malam ini, yang adalah bagian dari tetrad, berdekatan dengan Paskah 5 April 2015.

Seorang pemuka agama, John Hage yakin, momen tersebut akan mengubah dunia, seperti yang diramalkan -- nurbuat tentang tanda-tanda 'hari Tuhan yang dahsyat'. Yakni, "matahari menjadi gelap dan bulan menjadi semerah darah."

Penulis buku 'Four Blood Moons'  tersebut berpendapat, gerhana yang jatuh pada akhir pekan Paskah adalah tanda bahwa 'sesuatu yang dramatis' akan terjadi.  Mungkin bukan kiamat, namun, pastinya akan mengubah seluruh dunia.

"Saya yakin, kita akan melihat sesuatu yang dramatis terjadi di Timur Tengah, yang melibatkan Israel. Peristiwa itu akan mengubah jalannya sejarah di Timur Tengah dan berdampak pada seluruh dunia," kata dia, seperti dikutip dari Daily Mail.

Bulan Berdarah (Blood Moon)

Menurut Hagee, tetrad yang berdekatan dengan Paskah atau hari keagamaan lain akan disusul peristiwa besar.

Pada 1493, terjadi pengusiran orang-orang Yahudi di Spanyol. Tetrad kedua terjadi pada tahun 1949, tepat setelah negara Israel didirikan. Dan yang terakhir, pada tahun 1967. Tetrad terjadi selama Perang Enam Hari antara Arab dan Israel.

Namun, Kepala Lapan, Thomas Djamaluddin berharap agar masyarakat Indonesia tidak mempercayai berbagai hal mistis maupun mitos terkait gerhana malam ini. [[Baca: Lapan: Jangan Percaya Mistis Gerhana Bulan Merah Darah]](2207342 "")

"Itu semuanya mitos, ya semestinya masyarakat tidak mempercayai hal-hal seperti itu," ujar Thomas saat dihubungi Liputan6.com. (Ein/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.