Sukses

'Serangan Fajar' di Kampus Kenya Renggut 8 Nyawa

Deru suara tembakan dan ledakan pun terdengar dari Garissa University College yang terletak dekat perbatasan Kenya dengan Somalia.

Liputan6.com, Nairobi - Sejumlah pria bersenjata -- yang jumlahnya 6-10 orang -- menyerbu sebuah universitas di timur laut Kenya. Deru suara tembakan  dan ledakan pun terdengar dari Garissa University College yang terletak dekat perbatasan dengan Somalia.

"Dua orang tewas dan empat lainnya luka-luka," kata seorang pejabat, yang mengaku khawatir jumlah korban bisa meningkat, seperti dikutip dari CNN, Kamis (2/4/2015). Kabar teranyar menyebut, korban jiwa bahkan mencapai 8 orang, jumlah itu belum final.

Ada laporan bahwa sekelompok orang bersenjata itu menyandera beberapa orang di dalam kampus. Tapi informasi tersebut belum terkonfirmasi. Kini militer Kenya telah dikerahkan ke lokasi kejadian.

Menurut keterangan seorang saksi mata, para penyerang beraksi sebelum fajar. Kala itu, orang-orang tengah menjalankan salat subuh di masjid kampus. Situs Al Jazeera menyebut, pelaku menggunakan topeng sebagai penutup wajah agar tak dikenali.

"Dua petugas yang berjaga di gerbang dilaporkan tewas. Kami bisa mendengar suara tembakan dari dalam kompleks universitas, tapi saat ini belum bisa dikatakan siapa pelakunya..," ujar seorang polisi di tempat kejadian kepada Reuters.

Bashkas Jugsooda'ay, saksi mata yang lain mengatakan kepada BBC bahwa ada seorang murid yang melarikan diri dari kampus pukul 05.00 pagi. Ia yang panik mencari perlindungan ke rumah salah satu dosennya.

Saksi lain, Alinoor Moulid, juga buka suara tentang rentetan tembakan dan ledakan yang intens. "Menurut mahasiswa yang melarikan diri, orang-orang bersenjata itu tak pandang bulu. Semua orang yang dilihatnya ditembak," jelas Moulid.

Wartawan BBC Anne Anne Soy di Nairobi mengatakan, lokasi Garissa yang berdekatan dengan Somalia, membuat kota itu menjadi sasaran empuk bagi militan Al-Shabab.

Garissa terletak 150 km (90 mil) dari perbatasan dengan Somalia, mayoritas penduduknya adalah keturunan campuran Kenya-Somalia.

Sejauh ini belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas serangan itu. Dugaan mengarah ke militan Al-Shabab, yang sering menargetkan Kenya dalam empat tahun terakhir.

Al-Shabab telah melakukan sejumlah serangan di Kenya sejak 2011. Sebagai balasan atas pengiriman pasukan Kenya untuk membantu militer Somalia memerangi kelompok militan. 

Serangan paling mematikan pernah terjadi di pusat perbelanjaan di Westgate mal di Nairobi. Teror di bulan September 2013 itu menewaskan 68 orang. Militan Al-Shabab dicap sebagai kelompok teroris oleh Amerika Serikat dan Inggris. (Tnt/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini