Sukses

Ponsel Rekam Saat-saat Terakhir Germanwings?

Teriakan 'Ya Tuhan' dalam berbagai bahasa, benturan logam, saat-saat terakhir Germanwings terekam ponsel?

Liputan6.com, Paris - Perekam suara kokpit atau cockpit voice recorder (CVR) memberikan petunjuk mengenai saat-saat terakhir Germanwings 4U9525. Yang mengarahkan dugaan keterlibatan kopilot Andreas Lubitz dalam kecelakaan yang menewaskan 150 orang tersebut.

Kini, sejumlah media di Eropa mengaku, para reporternya menyaksikan video yang diklaim diambil dari seseorang di dalam kabin, sesaat sebelum pesawat yang terbang dari Barcelona itu celaka di Pegunungan Alpen, Prancis.

Harian Jerman, Bild dan majalah Prancis, Paris Match melaporkan video tersebut ditemukan dalam sebuah memory chip yang mungkin berasal dari telepon seluler penumpang ataupun awak.

"Perekam video tersebut ditemukan di antara puing-puing oleh sumber yang dekat dengan penyelidikan," Paris Match mengabarkan.

"Terdengar seruan, 'Ya Tuhan', dalam berbagai bahasa. Lalu, ada benturan logam, mungkin berasal dari pilot yang berusaha membuka pintu kokpit dengan benda berat. Suara teriakan makin intens jelang saat-saat terakhir, setelah terjadi guncangan yang luar biasa."

Rekaman berakhir saat pesawat terbang makin renda menuju tebing.

Paris Match menambahkan, "Adegan dalam kabin terlihat kacau dan berguncang-guncang. Tak ada satu pun orang yang bisa diidentifikasi, akurasi video masih dipertanyakan."

Sementara, Letnan Kolonel Jean-Marc Menichini, pejabat tinggi yang dilibatkan dalam evakuasi membantah ada rekaman dalam ponsel yang ditemukan penyelidik di lokasi kejadian.

Penguji ponsel, Dirk Lorenz (43) mengatakan, ponsel tak mungkin selamat dalam kecelakaan semacam itu. "Namun, memory card lebih punya daya tahan. Bahkan jika ponsel pecah menjadi ribuan keping, memory card masih bisa bertahan."

Laporan soal video detik-detik terakhir Germanwings muncul setelah Lufthansa -- maskapai induknya -- mengungkap bahwa kopilot pernah menginformasikan pada pihaknya pada 2009 bahwa ia pernah menderita depresi parah.

Lufthansa juga telah menyerahkan sejumlah dokumen pada pihak jaksa, termasuk email dari Andreas Lubitz pada instrukturnya.



"Dalam korespondensi tersebut, ia menginformasikan pada Flight Training Pilot School pada 2009...tentang 'episode depresi parah' yang pernah dialaminya," demikian keterangan pihak Lufthansa.

Sementara itu, proses evakuasi masih terus dilakukan. Presiden Prancis Francois Hollande mengatakan, pihaknya berharap jasad-jasad korban bisa segera diidentifikasi. Proses itu penting untuk mengurangi duka keluarga korban.

"Menteri Dalam Negeri (Bernard Cazeneuve) mengonfirmasi bahwa akhir pekan ini, dimungkinkan proses identifikasi korban dirampungkan. Berkat sampel DNA," kata Hollande.

Sedikitnya 50 penumpang Germanwings nahas berasal dari Spanyol. Sisanya dari sejumlah negara.

Penyelidik mengatakan, kopilot Andreas Lubitz diduga mengunci diri dalam kokpit dan berniat menabrakkan pesawat ke pegunungan.

Beberapa tahun sebelumnya, pria 27 tahun tersebut didiagnosis memiliki kecenderungan bunuh diri. Sementara, dokter tak menjumpai ada potensi ia melukai diri sendiri, namun Lubitz menerima perawatan baik dari ahli syaraf maupu psikiater yang menandatangani surat keterangan sakit beberapa kali, termasuk pada hari tragedi terjadi.

Kini, penyelidik Prancis konsentrasi pada 'kelemahan sistemik' yang mungkin menjadi salah satu faktor kecelakaan, termasuk soal kokpit yang bisa dikunci dari dalam dan tata cara mendeteksi psikologis seorang pilot. (Ein/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini