Sukses

Kronologi Kaburnya 10 Tahanan dari Sel BNN

Ada celah pada tembok pembatas bangunan rutan dengan halaman samping gedung BNN. Celah itu dipastikan sengaja dibuat untuk kabur.

Liputan6.com, Jakarta - 10 Tahanan kabur dari rutan Badan Narkotika Nasional (BNN), Cawang, Jakarta Timur. Dari 12 kamar tahanan, 4 sel ditemukan sudah tak berpenghuni lengkap. Mereka yang kabur adalah gembong sabu yang mayoritas terancam hukuman mati.

"Ada tahanan yang teriak, melaporkan ke petugas kalau ada teman mereka yang kabur," kata Kepala Bagian Humas BNN Kombes Pol Slamet Riyadi kepada Liputan6.com di teras Gedung BNN Cawang, Jakarta Timur, Selasa (31/3/2015).

Pantauan Liputan6.com, di salah satu sisi tembok sel tahanan BNN ada celah berukuran 20x40 cm. Celah pada tembok pembatas bangunan rutan dengan halaman samping gedung BNN itu dipastikan Slamet, sengaja dibuat jauh hari untuk meloloskan diri.

Setelah keluar dari celah sel, para tahanan menggunakan balok kayu untuk keluar dari Gedung BNN. Balok sepanjang 1,5 meter itu disandarkan dengan posisi diagonal ke tembok Gedung BNN yang berbatasan langsung dengan Rumah Sakit Otak Nasional. Dengan balok itu lah mereka dapat melewati tembok Gedung BNN setinggi 3 meter.

"Mereka menjebol tembok belakang bawah dan mengergaji sel berdiameter 16 milimeter. Lubang itu sudah sekitar seminggu dibuat," beber Slamet.

Di sekitar celah, petugas menemukan beberapa sarung dan sebuah gergaji yang diduga kuat menjadi alat untuk menjebol tembok. Namun hingga kini, BNN masih menelusuri darimana datangnya alat bantuan tersebut.

Sejauh ini, 4 petugas keamanan yang berjaga malam sedang dalam proses pemeriksaan. BNN juga tengah mempelajari rekaman kamera pengawas, baik yang terpasang tepat di halaman samping, maupun di pintu keluar dan masuk Rumah Sakit.

"Sumbernya masih pendalaman, keterlibatan petugas sedang dalam pemeriksaan. Segala yang berkaitan akan dilakukan pemeriksaan. Misalnya ada pihak rumah sakit yang lihat ada yang jemput mereka (tahanan) dan lain-lain. Anatomic crime sedang kami selidiki," tandas Slamet. (Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.