Sukses

Menlu: Evakuasi WNI di Yaman 1 atau 2 Hari Mendatang

Menlu Retno LP Marsudi menjelaskan, proses evakuasi telah dilakukan pemerintah secara bertahap.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyatakan pihaknya akan mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) secepatnya dalam waktu satu atau dua hari ini. Evakuasi tersebut dilakukan menyusul situasi keamanan dalam negeri Yaman yang terus memanas sehingga membahayakan keselamatan para WNI.

"Nah perubahan situasi yang sangat drastis. Oleh karena itu, kita reactived (kembali aktif mengevakuasi) semuanya secara cepat dalam waktu dalam satu atau dua hari ada deployment (pengiriman) dari Jakarta untuk membantu persiapan evakuasi," ujar Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di Istana Kepresidenan, Senin (30/3/2015).‎

Retno menjelaskan, proses evakuasi telah dilakukan pemerintah secara bertahap. Saat ini, menurutnya, sudah ada personel KBRI yang diturunkan ke wilayah perbatasan di kawasan Sanaa, Yaman.

Selain itu, menurut dia, ada pula personel KBRI di Jeddah yang juga disiapkan untuk membantu evakuasi melalui perbatasan Yaman dan Arab Saudi. Karena itu, Retno meyakini segala persiapan untuk melakukan evakuasi sudah disiapkan seluruhnya.

"Jadi rencana evakuasi sudah matang dengan libatkan banyak sekali koordinasi dengan kementerian lembaga yang lain termasuk dengan panglima dan sebagainya karena menyangkut masalah pesawat. Semuanya sudah siap," kata dia.

Selain itu, ia juga mengatakan bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Oman dan dan Arab Saudi untuk meminta jaminan pengamanan terhadap pesawat Indonesia dari serangan udara yang dilancarkan oleh pasukan militan di Yaman.

"Kita telah meminta bantuan, dan kita informasikan bahwa konsentrasi kita untuk melakukan evaluasi warga negara kita," ucap Retno.

Menlu juga sebelumnya telah meminta Panglima TNI Jenderal Moeldoko untuk mempersiapan evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di negara tersebut. Menanggapi permintaan tersebut, Moeldoko mengaku siap menjalankan instruksi tersebut.

"Menlu sudah me-warning (memberikan peringatan) kepada Panglima TNI, kondisinya di Yaman ada warga kita, dan saya sudah perintahkan ke setiap jajaran," ujar Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko.‎

Moeldoko mengaku sudah mempersiapkan pesawat penumpang dan metode-metode evakuasi warga Indonesia. TNI sudah siap jika diminta berangkat ke negara yang sedang berkonflik tersebut. "Kita sudah siap. Hari ini, menit ini diminta, kita sudah siap," tegas dia.

Fokus Evakuasi>>>

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fokus Evakuasi

Fokus Evakuasi>>>

Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) juga bahwa mengatakan pemerintah tengah fokus untuk mengevakuasi ribuan WNI di Yaman. Namun JK mengakui salah satu kendala evakuasi adalah minimnya sumber daya manusia di Kedutaan Besar Indonesia untuk Yaman.

"Sekarang baru bicara dengan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, lagi diatur bagaimana mengeluarkan mereka dari Yaman. Baik lewat udara maupun lewat laut," tegas JK, di Kantor Wapres, Jakarta, Senin (30/3/2015).

Ada beberapa jalur evakuasi yang tengah dipikirkan oleh pemerintah. Mantan Ketua Umum Golkar itu berjanji pemerintah akan memulangkan para WNI tersebut kembali ke tanah air. "Ya keluar, apakah dia ke Dubai atau ke Oman atau keluar ke Saudi. Lagi diusahakan. Setelah itu baru diatur ke Indonesia," ujarnya.

JK menjelaskan, proses pemulangan mungkin memakan waktu lama karena Kedutaan Indonesia di Yaman hanya beranggotakan 3 orang. Pemerintah sendiri akan mengirim tambahan anggota untuk mempercepat proses evakuasi. Ini juga termasuk untuk pemulangan 24 WNI yang ditahan.

"Lagi diproses oleh kedutaan kita. Kedutaan kita kecil cuma 3 orang diplomatnya. Jadi didatangkan orang dari Jakarta. Jadi tambah personel dari jakarta atau kedutaan sekitarnya untuk membantu 3 orang itu. Untuk mengeluarkan 4.000 orang Indonesia yang sebagian besar pelajar," tandas JK.

Perang saudara di Yaman semakin sengit. Pertempuran melawan milisi Syiah Houthi yang mengkudeta pemerintahan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi di Yaman, semakin meluas dengan melibatkan koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi.

Langkah itu diambil setelah presiden Yaman itu meminta bantuan kepada Arab Saudi. Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz menegaskan operasi militer akan terus dilakukan hingga tujuan utama tercapai, yakni  kondisi Yaman stabil dan bersih dari pemberontak Houthi.

Ada 8 negara Arab yang ikut dalam operasi ini. Militer Arab Saudi menggunakan sedikitnya 100 pesawat tempur yang juga disokong Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait, Qatar, Yordania, Maroko, Sudan, dan Mesir. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.