Sukses

Mencari WNI di Penjara Yaman

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, evakuasi WNI di Yaman akan melalui beberapa jalur.

Liputan6.com, Jakarta - Yaman bergolak. Kondisi di negara paling selatan Semenanjung Arab ini memburuk karena perang saudara dan serangan dari sejumlah negara tetangga yang dipimpin Arab Saudi. Sejumlah warga Indonesia yang berada di Yaman ditangkap.

Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi mengonfirmasi, ada 21 WNI yang diduga ditangkap kelompok pemberontak Yaman, Syiah Al-Houthi. Penangkapan dilakukan kala kelompok tersebut menggeledah beberapa masjid di Ibukota Yaman, Sanaa.

Dari jumlah tersebut, 5 di antaranya berhasil ditemukan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).

"Saya sudah teleconference dengan Dubes kami di Sanaa  kemarin. Ada informasi baru, dari 21 WNI yang ditangkap, 5 sudah ketemu di penjara Sumailah, Sanaa," kata Retno di Kantor Kemlu, Jakarta Senin 30 Maret 2015.

"Hari ini teman-teman kita di KBRI mengunjungi penjara satu demi satu untuk mencari WNI kami," sambung dia. WNI tersebut pun kemudian dibawa keluar dari penjara tersebut untuk dibawa ke KBRI Sanaa.

Terdapat 4.159 WNI di Yaman. Mayoritas para WNI ini bertempat tinggal di Selatan Yaman yang kondisinya lebih kondusif. Di negara ini, 2.626 di antaranya adalah mahasiswa. Sementara pekerja profesional yang bekerja di bidang minyak 1.488 orang, 45 lainnya merupakan staf kedutaan Indonesia.

Retno menyatakan, evakuasi dilaksanakan sejak Yaman mulai bergejolak Februari 2015. Hingga kini 148 WNI berhasil dipulangkan.

Retno mengatakan, evakuasi WNI di negara itu akan melalui beberapa jalur. "Kita akan evakuasi melalui Oman dan Arab Saudi. Kalau dari Oman, kita ambil di titik Salalah," ujar dia.

Perwakilan Indonesia di Muscat juga turun tangan dalam evakuasi. Sementara untuk Arab, jalur yang digunakan adalah melalui Dizan. "Ada bantuan dari KBRI dan KJRI Jedah untuk persiapan evakuasi," kata dia.

WNI Diminta Mau Dievakuasi

Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK memastikan, para WNI di Yaman akan dipulangkan ke Tanah Air. "Ya harus dipulangkan kalau berbahaya (kondisi di Yaman)," kata JK di Depok, Jawa Barat, Senin 30 Maret 2015.

JK menuturkan, Kedutaan Besar RI di Yaman ‎sedang bekerja keras untuk mengumpulkan data para WNI di sana. Mereka akan berjuang untuk memulangkan puluhan WNI tersebut.

"‎Kedutaan kita sudah bekerja keras untuk itu. Kedutaan kita tinggal memikirkan cara untuk menerbangkan mereka ke negara lain," ujar dia.

Juru bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir meminta WNI di Yaman mau dievakuasi. Evakuasi akan dilakukan lewat udara, darat, dan laut.

"Kita akan melihat kemungkinan opsi lewat laut. Penekanan di sini kita gunakan semua opsi untuk keluarkan WNI kita dari Yaman," tutur dia.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, karena situasi keamanan ini pula maka diharapkan semua WNI kooperatif dalam upaya evakuasi. Dia menambahkan, untuk memperlancar pemulangan, Kemenlu telah bekerjasama dengan beberapa pihak terkait. Termasuk TNI Angkatan Udara (AU).

"Pagi ini Kemlu sudah lakukan pembahasan teknis dengan TNI AU, (pemulangan) bisa pakai pesawat Boeing. Kita sudah siapkan pengiriman 2 tim di barat dan timur, yaitu Silalala dan Oman," pungkas Muhammad.

Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko menyatakan, telah memerintahkan setiap jajaran untuk bersiap mengevakuasi WNI di Yaman.

Moeldoko juga sudah mempersiapkan pesawat penumpang dan metode-metode evakuasi warga Indonesia. TNI sudah siap jika diminta berangkat ke negara yang sedang berkonflik tersebut. "Kita sudah siap. Hari ini, menit ini diminta, kita sudah siap," tegas dia.

Anggota Komisi I DPR RI Ahmad Zainuddin mendesak pemerintah Indonesia segera mencari jalan keluar menyelamatkan para WNI. Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu menyatakan, evakuasi bagi WNI tidak bisa ditunda-tunda lagi di tengah kondisi Yaman yang kini bergejolak.

"Evakuasi segera WNI di Yaman sangat mendesak, agar jangan sampai ada WNI yang terjebak terlibat konflik. Serangan Arab ke Yaman sangat kuat nuansa ideologis," ucap anggota Tim Pengawas TKI dari DPR itu.

Kemlu masih tetap membuka kedutaan di Ibu Kota Yaman, Sanaa. Namun, KBRI di sana tidak beroperasi secara penuh.

Sementara itu, Pakistan juga sedang mengirimkan pesawat-pesawat jet jumbo ke negara Timur Tengah itu untuk mengevakuasi ratusan warganya. Arab Saudi telah memindahkan puluhan diplomatnya dari Yaman pada Sabtu 28 Maret 2015.

Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa juga menarik staf internasionalnya setelah berlangsungnya serangan udara pimpinan Arab untuk malam ketiga.

Perang saudara di Yaman semakin sengit. Pertempuran melawan milisi Syiah Houthi yang mengudeta pemerintahan Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi di Yaman, semakin meluas dengan melibatkan koalisi Teluk yang dipimpin Arab Saudi.

Langkah itu diambil setelah Presiden Yaman itu meminta bantuan kepada Arab Saudi. Raja Arab Saudi Salman bin Abdul Aziz menegaskan, operasi militer akan terus dilakukan hingga tujuan utama tercapai, yakni stabil dan bersihnya Yaman dari pemberontak Houthi. Ada 8 negara Arab yang ikut dalam operasi di Yaman ini.

Militer Arab Saudi menggunakan sedikitnya 100 pesawat tempur yang juga disokong Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait, Qatar, Yordania, Maroko, Sudan, dan Mesir. (Mvi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.