Sukses

Menteri Marwan: Jeruk Selorejo Nggak Kalah Saing, Layak Diekspor

Jelang penyaluran dana desa pada April mendatang, Marwan meminta kepada para pemimpin agar memperhatikan potensi desanya masing-masing.

Liputan6.com, Malang - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Marwan Jafar, mengaku terpukau dengan jeruk hasil pertanian warga desa Selorejo Kecamatan Dau Kabupaten Malang, Jawa Timur.

"Jeruknya manis, enak. Nggak kalah saing lah dengan jeruk-jeruk impor," ujar Marwan, usai memetik beberapa jeruk di kebun milik Nur Rahmawati, saat berkunjung ke Desa Selorejo, Dau, Kabupaten Malang, Jumat 27 Maret 2015.

Menurutnya, dalam keterangan tertulis yang diterima Sabtu (28/3/2015), desa-desa yang memiliki potensi untuk mendongkrak perekonomian masyarakat desa perlu diberikan perhatian khusus. Agar dapat meningkatkan kesejahteran warga setempat.

"Desa potensial seperti Selorejo ini perlu diberi perhatian khusus. Kita berharap ke depan tidak perlu lagi ada impor jeruk. Di dalam negeri kan banyak jeruk, ya salah satunya di desa ini, masa kita masih mau impor," kata dia.

Ia pun menegaskan, pemerintah telah berkomitmen untuk lebih memperketat aktivitas impor dalam segala hal, termasuk impor buah yang selama ini masih berjalan.

"Pak Presiden Jokowi juga telah menyampaikan dalam berbagai kesempatan, agar lebih memperkecil aktivitas impor, kita harus bangga dan memanfaatkan hasil produksi kita sendiri," terang Marwan.

Menjelang penyaluran Dana Desa yang akan dicairkan pada April mendatang, Marwan pun meminta kepada para kepala desa agar memperhatikan potensi desa masing-masing. "Kalau ada potensi hasil produksi lokal, dibentuk BUMDes, dikelola bersama antara pemerintah desa dengan warganya, pasti akan lebih bermanfaat," jelas dia.

"Seperti Desa Selorejo ini, saya yakin laju perekonomiannya akan semakin baik kalau dikelola dengan baik dengan melibatkan semua komponan di desa setempat," tambah Marwan.

Dengan adanya potensi desa agrowisata buah seperti Desa Selorejo, lanjut Marwan, pemerintah perlu mendorong agar penjualan hasil pertanian jeruk warga dapat dijual hingga ke mancanegara.

"Ini akan menjadi tugas kita, termasuk kampus-kampus untuk melakukan pendampingan, pembinaan, agar kita potensi desa seperti ini bisa lebih berkembang dan hasilnya bisa diekspor," tutur Marwan.

Pemilik kebun Jeruk, Nur Rahmawati (48), mengatakan, ia sudah sejak 15 tahun lalu memiliki 350 pohon jeruk. "Setiap 6 bulan dipanen, lumayan hasilnya bisa sampai Rp 50 jutaan sekali panen," aku dia.

Nur menjelaskan, mengelola kebun Jeruk relatif mudah karena cukup melakukan perawatan dengan menyiran pohon-pohon jeruk tersebut 10 hari sekali. "Yang penting perawatan ya, 10 hari sekali disemprot dengan pestisida. Pasti bagus hasilnya," ungkap dia. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini