Sukses

Kerja Sama Peternakan Sapi, Ahok Senang Bertemu 'Orang Gendeng'

Ahok sangat berterima kasih kepada Menristek Dikti Muhammad Nasir, yang bersedia membuka kerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta.

Liputan6.com, Bogor - Pemprov DKI Jakarta bekerja sama di bidang peternakan sapi dengan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Kerja sama ini dilakukan untuk mengembangkan peternakan modern yang kini telah dilakukan PT Karya Anugrah Rumpin (KAR).

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok senang dengan kerja sama ini. Dia begitu bersemangat bertemu orang-orang yang memiliki semangat sama mewujudkan swasembada pangan di Indonesia.

"Saya senang akhirnya ketemu orang yang agak 'gendeng'. Begitu datang ke kantor saya mempresentasikan ini. Saya bilang cocok itu yang buat saya, bikin saya semangat," ujar Ahok dalam sambutanya di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Jumat (27/3/3015).

Ahok tidak ragu menerapkan sistem iseminasi bibit sapi unggul di Jakarta. Ide ini memang jarang dilihat orang, tapi sebenarnya sangat baik untuk kemajuan bangsa.

"Kenapa Anda yakin negara maju, karena saya tidak sendiri. Kalau saya sendiri saya bunuh diri saja. Saya yakin banyak orang yang ingin Merah Putih berkibar. Ini bentuk semangat," ujar dia.

Ahok sangat berterima kasih kepada Menristek Dikti Muhammad Nasir, yang bersedia membuka kerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta. Mantan Bupati Belitung Timur itu yakin, Indonesia akan mencapai swasembada pangan dalam 10 tahun, jika peternakan modern ini bisa berkembang dengan benar.

"Cuma saya ingin ada payung hukum. Jangan sampai nanti saya sudah di Belitung dipanggil KPK dan Bareskrim. Kadang ide kita duluan, regulasinya belum. Ada yang nakut-nakutin lagi. Begitu kita kerjain kena kita," kata Ahok sambil tertawa.

Menristek Dikti Muhammad Nasir mengatakan, kerja sama pemerintah, peneliti, dan pengusaha sangat diperlukan untuk mencapai tujuan kerja sama ini. Dengan pengembangan ini akan terbentuk techno park di Indonesia.

"Kenapa dengan kondisi di Indonesia saat ini kok daging masih impor? Ada masalah pada pengembangbiakan, belum pernah ada," kata Nasir.

Nasir yakin, jika techno park dapat dibangun 4 lokasi saja di Indonesia dengan sebaran merata, tentu bisa memenuhi kebutuhan daging di Indonesia.

"Saya ingin ada industrinya. Kalau hanya MoU (nota kesepahaman) dan hanya masuk dalam laci, sayang. Harus komersialisasi hasil riset dunia usaha, sangat penting," tandas Nasir.

Kerja sama peternakan sapi mencakup pengembang, penerapan, penyiapan teknologi dengan alih teknologi ini, akan berjalan selama 1 tahun. (Rmn/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.