Sukses

Polri Telusuri Dugaan Anggotanya Bergabung ISIS

Kadiv Humas Polri Brigjen Pol Anton Charliyan mengatakan pihaknya akan menyelidiki dugaan tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang anggota Polres Batanghari, Jambi menghilang sejak 4 Maret 2015 lalu. Polisi berinisial S itu dikabarkan pergi ke Turki dan bergabung ke kelompok ISIS. Kabar lain juga menyebut Brigadir S belum lama membuat sebuah paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Jambi. Paspor tersebut dikeluarkan pada tanggal 17 Februari 2015 dan berlaku hingga 17 Februari 2020, dengan nomor A 9489084.14. Namun Paspor yang dibuat Brigadir S adalah paspor wisata dengan tujuan ke Malaysia.

Terkait hal itu, Kadiv Humas Polri Brigjen Pol Anton Charliyan mengatakan pihaknya akan menyelidiki dugaan tersebut. Untuk saat ini, ia belum bisa memastikan apakah kabar itu benar atau tidak. "Itu belum bisa kami jawab," kata Anton di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (25/3/2015).

Dia berjanji akan mengungkapkan apa yang terjadi pada Brigadir S setelah pihaknya memperoleh informasi yang valid dan laporan resmi terkait dugaan gabung ISIS. Sementara ini, dugaan menghilangnya Brigadir S, menurut dia, terkait masalah keluarga.

"Itu hanya masalah rumah tangga (Polri). Nanti, seandainya sudah ada berita yang jelas, kami tidak akan menutup-nutupi," ujar Anton.

Senada dengan Anton, Kabid Humas Polda Jambi AKBP Almansyah mengatakan pihak kepolisian sedang menyelidiki dugaan Brigadir S bergabung ISIS. Namun demikian, kata Almansyah, belum bisa dipastikan apakah Brigadir S memang terlibat atau tidak dengan kelompok radikal di luar negeri.

"Sudah diselidiki, belum ditemukan ke arah sana (keterlibatan dengan kelompok radikal)," ujar Almansyah.

Hanya Isu?

Almansyah juga membenarkan bahwa Brigadir S sudah lama tidak berdinas di kesatuannya. Informasi yang didapat kepolisian, terakhir Brigadir S berangkat dari Batanghari ke Medan (Sumatra Barat) tanpa seizin Kapolres Batanghari. "Jadi yang bersangkutan sekarang masuk dalam Daftar Pencarian Personel (DPP)," ujarnya lagi.

Terkait paspor yang dibuat Brigadir S, Almansyah mengatakan, siapa saja anggota polisi bisa membuat paspor untuk keluar negeri. "Namun belum bisa dipastikan apakah memang digunakan untuk berangkat ke luar negeri atau tidak," ucap Almansyah.

Sementara itu, Kapolres Batanghari AKBP Hery Widagdo membantah jika Brigadir S tengah berada di Turki atau negara luar lainnya dan bergabung dengan kelompok radikal luar negeri. "Itu cuman isu, mungkin sengaja dimainkan oleh orang dekatnya," tegas Hery.

Dari informasi lain menyebutkan, Brigadir S sudah ingin keluar dari dinas kepolisian sejak Januari 2015. Ia bahkan sempat membujuk istrinya untuk ikut ke Turki. Permintaan tersebut membuat keluarganya cekcok. Akhirnya, Brigadir S pergi ke Medan untuk menemui orangtuanya. Selepas kepergiannya ke Medan itu, keberadaannya belum diketahui hingga saat ini.

Istri Brigadir S Tertutup

Helby Sagita, istri dari Brigadir S tampak tertutup semenjak kabar suaminya diduga bergabung ISIS. Bahkan dari pengakuan tetangganya, Helby jadi sensitif kepada para tetangga apabila ada yang memberitahu keberadaannya kepada pihak luar. Rumah Brigadir S dan istrinya tinggal berada di RT 04 Lorong Sawit, Kelurahan Muarabulian.

"Baiknya tanya Pak RT saja, Ibu (Helby) marah-marah kalau tahu ada yang nanyai rumahnya," ujar salah seorang tetangga Helby yang enggan dituliskan namanya.

Para tetangga Helby mengungkapkan, semenjak Brigadir S tidak berada di kediamannya, belakangan beberapa petugas kerap datang ke rumahnya. Hal inilah yang membuat sang istri Brigadir S menjadi tertutup dan marah-marah.

Helby diketahui bekerja di Rumah Sakit Hamba Muarabulian, ibukota Kabupaten Batanghari. Saat ditanya akan keberadaan suaminya, Helby enggan memberikan keterangan. "Tanya ke Polres bae (saja)," ujar Helby. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini