Sukses

Cegah Situs Terorisme, Kemenkominfo Gandeng Google

Rudiantara mengatakan sampai saat ini sudah terdeteksi 70 situs terkait dengan ISIS dan terorisme. Sebagian besar dalam bentuk blog.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) akan berkoordinasi dengan Google untuk men‎cegah perkembangan situs berisi paham Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) dan paham terorisme lain di dunia maya.

"‎Iya, kita koordinasi terus-terusan. Google ada di Indonesia. Kita koordinasi sama mereka. Kan isunya bukan hanya di Indonesia saja, isu global juga. Mereka cukup kooperatif kok," terang Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara, di JCC, Jakarta, Selasa (24/3/2015).

Menggandeng Google dan Youtube diperlukan karena dunia maya lebih terbuka. Pihak Kominfo juga mengakui susah untuk mencegahnya sejak dini.

Penanganan pemblokiran situs pun sudah dilakukan dengan cepat terhadap situs radikal.

"Kalau medsos kan dunia yang terbuka. Kita pun susah kalau memang mencegah dari awal. Biasanya berdasarkan pengaduan. Tetapi, pengaduan pun cepat, seperti video anak-anak dilatih, saya dapat pesan jam 1 pagi. Terus besok siang sudah beres. Bahkan jam 3 siang secara global sudah dicabut dari video sharing platformnya," tegas Rudiantara.

Rudiantara mengatakan sampai saat ini sudah terdeteksi 70 situs terkait dengan ISIS dan terorisme. Sebagian besar dalam bentuk blog.

Ia menyampaikan untuk melaporkan situs radikal, publik bisa melaporkan adukan ke aduankonten@mail.kominfo.go.id atau masuk ke portal Kominfo.go.id. Di dalam portal tersebut, ada aplikasinya untuk pengaduan.

Rudiantara menjelaskan, bila aduan dari publik sudah masuk, kementerian langsung memblokir. Kemudian, hal tersebut langsung dilaporkan ke aparat penegak hukum untuk penanganan lebih lanjut.

"‎Kami menangani yang berkaitan dengan media online, diblokir. Kemudian penerusannya ditangkap atau apa itu urusannya Densus 88 atau aparat lain," pungkas Rudiantara. (Tnt/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.