Sukses

Konsolidasi Partai, Megawati Dinilai Masih Diperlukan Pimpin PDIP

Para kader dan simpatisan PDIP dinilai masih meyakini kepemimpinan Megawati diperlukan untuk mengonsolidasi partai.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat politik dari FISIP Universitas Airlangga (Unair) Haryadi mengatakan, menjelang Kongres PDIP pada April 2015, setidaknya sudah ada 2 hasil survei persepsi publik yang menunjukkan sikap bercabang publik terhadap Megawati Soekarnoputri.

Menurut dia, satu sisi publik mengakui keberhasilan Megawati memimpin PDIP. Sisi lain, sebagian besar publik tak menginginkan Megawati memimpin kembali PDIP.

"Dalam survei-survei itu memang tak ditanyakan kepada publik bagaimana reaksinya jika internal PDIP ternyata masih membutuhkan Megawati sebagai pemimpin partainya? Di sinilah tampak ada pengetahuan dan kebutuhan yang tak nyambung antara publik di luar partai dengan kader dan simpatisan PDIP," kata Haryadi di Jakarta, Senin (23/3/2015).

Dia menilai, kerap informasi tentang partai itu lebih mencerminkan realitas media ketimbang realitas faktual partai. Sehingga wajar jika kemudian sebagian besar publik memiliki persepsi sendiri berdasar informasi media.

Sementara kader dan simpatisan PDIP, imbuh dia, memiliki pengalaman dan pengetahuan otentik tentang dinamik partainya.

Berdasar dinamika partai ini, para kader dan simpatisan PDI Perjuangan meyakini kepemimpinan Megawati masih diperlukan untuk mengonsolidasi partai.

"Jadi keberadaan kepemimpinan Megawati bagi PDIP merupakan keharusan untuk persiapan transisi kepemimpinan partai 5 tahun ke depan. Saya kira Megawati ingin memastikan konsolidasi, pondasi ideologi, dan regenerasi kepemimpinan partai sebesar PDIP tak boleh serampangan," jelas dia.

Menurut Haryadi, titik paling krusial bagi masa depan partai terletak pada konsolidasi partai era transisi kepemimpinan. "Untuk kebutuhan itu, Megawati memang masih harus memimpin PDIP," tandas Haryadi.

Poltracking melakukan survei terhadap tokoh yang cocok untuk menjadi ketua umum PDIP periode 2015-2020. Hasil survei menyebutkan, Megawati Soekarnoputri merupakan sosok yang paling tidak direkomendasikan kader.

"Incumbent Megawati adalah figur elite partai yang paling tidak direkomendasikan memimpin PDIP ke depan," kata Direktur Eksekutif Poltracking Indonesia, Hanta Yuda di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu 22 Maret.

"Tentu saja, meski Megawati masih cukup kuat, tapi banyak figur potensial dari PDIP yang juga memiliki kapasitas, kapabilitas, akseptabilitas eksternal untuk jadi ketua umum," tambah Hanta.

Survei ini dilakukan pada Desember 2014 sampai Februari 2015. Riset dalam pengambilan survei ini dilakukan dengan metode uji kelayakan figur melalui 3 tingkatan penyaringan, yakni meta analisis, focus group discussion, dan penilaian beberapa aspek dari masing-masing figur di PDIP. Metode melalui 3 tingkatan penyaringan itu dilakukan oleh 200 pakar atau opinion leaders yang tersebar di beberapa daerah di Indonesia. (Ali/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini