Sukses

Kilau Triliun di Atas Gemstone

Jajaran gunung api yang terbentang dari barat hingga timur membuat setiap wilayah Indonesia memiliki keragaman batu mulia.

Liputan6.com, Jakarta - Jakarta Gems Center (JGC ) di Jalan Bekasi Barat, Jakarta Timur adalah surganya pecinta batu alam atau batu mulia yang merupakan pusat belanja batu mulia terbesar di Asia Tenggara selain di negeri gajah putih, Thailand. Perputaran uang di sini terbilang fantastis, yakni mencapai Rp 10 miliar per hari.

Pamor batu mulia bagai magnet bagi semua kalangan. Sebagian percaya, lewat batu mulia prestise bisa didapat. Namun tak hanya pria, demam batu mulia kini juga merasuki kaum hawa. Titik misalnya, yang sudah 3 tahun terakhir ia mulai mengoleksi batu mulia.

"Dari warnanya unik, ada ratusan lebih (koleksi batu mulia). Bacang sama safir Seoul (termahal), tergantung kalau safir seoul hampir ada yang Rp 15 juta," ujar Titik, pecinta batu mulia.

Demi hobinya, belasan juta rupiah keluar guna menebus batu mulia idaman. Tak kenal waktu, liar imajinasi seperti tali kekang yang tak akan melepaskan dirinya dengan batu.

Ada cerita estetika, ada pula cerita investasi di benak para pecinta batu mulia.

"Batu ini sebenarnya ada hasilnya juga, selain kita buat pemantes pakai gitu kan. Untungnya itu kalau kita bisa jual lebih mahal, itu kan buat bisa ngasih anak istri juga," kata Firman Taufik, pecinta batu mulia.

Tak ada ukuran pasti saat menentukan nilai batu. Harga batu akik kerap kali melawan akal sehat hingga mencapai ratusan juta rupiah.

Sertifikasi batu menjadi kunci. Lewat memo dan sertifikat, identitas batu bisa dipertanggungjawabkan. Bagi calon pembeli, memo dan sertifikat jadi rujukan sebelum menebus batu yang diinginkan.

Sertifikasi jelas diperuntukkan bagi batu alam, bukan batu olahan atau sintetis, karena kini batu olahan semakin sulit dibedakan dengan batu alami.

"Di perdagangan itu banyak yang namanya batu aspal, asli tapi palsu. Karena itu sertifikasi sangat perlu, hanya memang karena sertifikasi cukup mahal itu ada step-step. Jadi yang pertama janganlah disertifikasi dulu, diperiksa, sama pemeriksaannya tetapi nanti dikasih namanya memo, kalau asli boleh ditingkatkan," jelas Sujatmiko, seorang ahli batu mulia.

Jajaran gunung api yang terbentang dari barat hingga timur membuat setiap wilayah Indonesia memiliki keragaman batu mulia. Nyaris seluruh provinsi memiliki batu alam dengan keindahan dan keunikannya masing-masing, terkecuali Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

Caringin dan Bungbulang, Garut, Jawa Barat, dua kawasan ini penghasil batu hijau dan pancawarna. Memiliki motif tertentu membuat batu pancawarna sulit dipalsukan. Seperti halnya batu hijau Garut ohen.

Belakangan pamor batu pancawarna asal Garut semakin melambung. Satu tempat istimewa di mata penggemar batu mulia menjadi milik keluarga Edong.

Bukan tanpa alasan, nama Edong lekat dengan batu pancawarna asal Garut. Di lahan milik keluarga Edong, batu pancawarna pertama kali ditemukan.

Menentukan lubang penambangan batu mulia bukan perkara sembarang. Perlu ritual khusus guna memperoleh batu spesial. Keyakinan yang terus dipegang keluarga Abah Edong demi keselamatan dan hasil yang memuaskan.

Berkecimpung dua dasawarsa lebih, Abah Edong ahli dalam menentukan titik lobang penambangan. Sekitar 20 lubang menyebar di lereng bukit seluas 1 hektar milik Abah Edong.

Dengan peralatan sederhana, 4 hingga 5 orang penambang mengikis lubang galian. Perlu tenaga dan kesabaran ekstra, karena tak ada kepastian kapan batu mulia tersingkap.

Ada ratusan lubang galian batu akik di Garut. Semua berburu batu spesial yang diperkirakan kandungannya mencapai 9.000 ton meter kubik. Untuk para penambang, harga jual bongkahan batu pancawarna tak sebanding dengan usaha dan risiko.

Untuk 1 kilogram bongkahan kualitas rata-rata yang bisa menghasilkan 50 cincin dihargai Rp 2,5 juta. Namun dalam sebuah bongkahan batu mulia terkadang dijumpai bagian bernilai puluhan juta rupiah per butirnya.

Menggiurkan bukan? Saksikan tayangan selengkapnya dalam Potret Menembus Batas SCTV, Senin (23/3/2015) di bawah ini.

(Dan/Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.