Sukses

Korban Jembatan Ambruk di Lebak Alami Trauma

BPBD Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten mengerahkan 2 perahu karet dan 2 rakit bambu, untuk membantu transportasi warga yang terputus.

Liputan6.com, Lebak - Pasca-jembatan gantung yang menghubungkan Kecamatan Sajira dengan Kecamatan Cimarga ambruk, para siswa mengalami trauma melewati jembatan tersebut untuk kembali bersekolah di SDN 1 Pajagan. Kendati, kejadian tersebut tak memakan korban jiwa dan tak ada siswa yang mengalami luka parah.

"Kebanyakan memar sama luka," kata tenaga medis dari Puskesmas Cimarga, Rohmawati (27), saat berkeliling memeriksa para korban, Lebak, Banten, Rabu (11/03/2015).

Tenaga medis yang masih tenaga honor di Kabupaten Lebak ini sengaja mendatangi rumah korban satu persatu, untuk mengecek langsung keadaan para korban setelah mendapatkan pengobatan dari Puskesmas Cimarga atau pun RSUD Adji Darmo.

"Ada juga yang kelilit (kawat) sling kakinya. Sama pas jatuh kebentur bambu, kena batu, sama ketindihan kayu jembatan," jelas dia.

Menurut Rohmawati, para siswa yang menjadi korban ini kesulitan mendatangi puskesmas ataupun RSUD Adji Darmo, karena akses yang sulit. Jalan menuju jembatan yang terputus bisa memakan waktu sampai 1 jam berjalan kaki dengan track yang becek dan melewati perkebunan karet.

"Pinggangnya sakit. Pas kejadian (ambruknya jembatan) kaya mimpi," kata salah satu korban selamat, Surdi (11), siswa kelas 5 SD Pajagan yang sempat tertindih papan jembatan, saat ditemui di kediamannya di Kampung Kaduluhur, Desa Pajagan, Rabu 11 Maret.

Sedangkan korban selamat lainnya, Nina (12), mengalami luka yang cukup parah. Saat kejadian dirinya terbentur rakit yang berada di bawah jembatan.

"Luka di lutut kanan, kaki bengkak, nggak bisa jalan, kaki sakit. Di hidung keluar darah karena kebentur," kata dia, saat ditemui di kediamannya yang berlokasi di kampung Polad, Desa Pajagan, Kabupaten Lebak.

'Jembatan' Sementara

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten mengerahkan 2 perahu karet dan 2 rakit bambu, untuk membantu transportasi warga yang terputus.

"Karena ini kaitannya sarana prasarana transportasi. Yang terpenting mengatasi transportasi dengan mengerahkan perahu karet dan rakit," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten, Komari, di lokasi.

Guna memudahkan transportasi warga, BPBD Kabupaten Lebak dan Provinsi Banten menurunkan 2 perahu karet dan 2 buah rakit bambu.
"Perahu karet dipakai untuk nganter siswa sekolah sama warga untuk beraktifitas," jelas dia.

Sebanyak 46 siswa SD dan pengendara motor tercebur ke dalam sungai Cibeurang, karena jembatan gantung tersebut ambrol. Panjang jembatan gantung yang membelah sungai Cibeurang ini memiliki lebar 1,5 meter dan panjang 70 meter. Sedangkan kedalaman sungai di antaranya 30 centimeter sampai 4 meter. (Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini