Sukses

Pernyataan Tony Abbott Menyakiti Hati Suku Aborigin

Orang nomor satu di Pemerintahan Negeri Kanguru ini, dinilai telah menghina suku Aborigin.

Liputan6.com, Canberra - Perdana Menteri (PM) Australia Tony Abbott kembali jadi sorotan. Orang nomor satu di Pemerintahan Negeri Kanguru ini, dinilai telah menghina suku Aborigin.

Suku tersebut merupakan orang asli Australia yang saat ini hidup terpinggirkan. Abbott pun kala berpidato di Kalgoorlie, Australia Barat, menyebut hidup terpinggirkan suku Aborigin itu karena gaya hidup yang mereka pilih.

"Jika mereka memilih hidup jauh dari sekolah dan memilih untuk tidak menerima akses pendidikan , dan hidup di mana tidak ada pekerjaan, maka sangat sulit menyelesaikan permasalah ini," sebut Abbott seperti dikutip dari ABC, Rabu (13/3/2015).

"Kami tidak bisa terus mensubsidi gaya hidup mereka jika gaya hidup itu tidak sesuai dengan apa yang masyarakat Australia miliki," sambung dia.

Komentar dari Abbott ini langsung direspons perwakilan suku aborigin. Melalu Juru Bicara kaum pekerja Aborigin, Shayne Neumann mengatakan pernyataan dari Abbott telah membuat pihaknya tersinggung.

"Dia (Abbott) benar-benar merupakan aib dan ia harus meminta maaf tanpa syarat untuk komentarnya," sebut Neumann.

Neumann menuding, komentar itu dikeluarkan untuk mengusir Suku Aborigin dari tanahnya sendiri. Hal itu tidak bisa diterima, karena sejak ribuan tahun Suku Aborigin sudah tinggal di wilayah ini.

Bukan cuma dari Suku Aborigin, kekecewaan atas komentar Abbott turut terlontar dari kelompok oposisi. Salah satunya adalah Senator Australia Barat dari Partai Hijau Rachel Siewert. "Komentar ini sangat tak terbayangkan. Ini komentar rasis, " tegas Rachel.

"Saya mendesak PM meminta maaf dan menarik komentarnya. Ia telah menghina budaya mereka (Aborigin)," pungkas dia.

Padahal, pernah ada suatu hari dalam sejarah, pemerintah Australia meminta maaf pada warga Aborigin. Yakni pada 13 Februari 2008.

Maaf disampaikan atas 'generasi yang terampas' (stolen generation) -- periode ketika anak-anak keturunan Aborigin dipisahkan secara paksa dari keluarga mereka antara tahun 1800 hingga tahun 1970-an.

Perdana Menteri Australia kala itu, Kevin Rudd yang menyampaikan kata maaf tersebut, yang disiarkan langsung sejumlah media televisi. Maaf tak hanya sekali terucap, melainkan 3 kali, dalam pernyataan sepanjang 360 kata. Sorry...sorry...sorry. (Ger/Ein)

Baca juga: 13-2-2008: Sorry...Sorry...Sorry dari Australia untuk Aborigin


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini