Sukses

Makna Lukisan Wajah Jokowi Karya Terpidana Mati Myuran Sukumaran

Warga Australia, Myuran Sukumaran, yang merupakan keturunan India memberi judul lukisannya: "People Can Change".

Liputan6.com, Denpasar - Selama mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kerobokan, Bali, Terpidana mati asal Australia Myuran Sukumaran kerap menghabiskan waktu dengan melukis. Sejumlah tokoh menjadi objek torehan cat dalam kanvas, termasuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Myuran mengungkapkan, lukisan yang dibuat pada 23 Januari 2015 itu merupakan ekspresi hatinya setelah permohonan grasinya ditolak Jokowi dalam Keputusan Presiden (Keppres) 32/G Tahun 2014, dan mengetahui ia berada dalam daftar terpidana mati yang akan segera dieksekusi.

Warga Australia keturunan India tersebut memberi judul lukisannya: "People Can Change" (orang dapat berubah). Dia berharap ada kesempatan kedua, dan harapan itu ia ungkapkan dalam lukisan yang rencananya akan dipamerkan di Bali pada Jumat 13 Maret mendatang.

"Aku memang bersalah dan aku tahu akan dihukum. Tapi menurutku, hukuman mati terlalu berlebihan. Aku berharap mendapat kesempatan kedua," ujar Myuran, seperti dimuat News.com.au, Selasa (10/3/2015).

"Aku telah menunjukkan perubahan yang signifikan untuk menjadi orang yang lebih baik. Aku bisa lakukan banyak hal positif jika dibebaskan dan membantu banyak orang. Aku tidak akan berbuat yang sama pada masa lalu," imbuh pria 33 tahun tersebut.

Myuran Sukumaran ditangkap bersama 8 anggota sindikat narkoba "Bali Nine" lainnya pada 17 April 2005 di Bali, Indonesia dalam usaha menyelundupkan heroin seberat 8,2 kg dari Bali ke Australia.

Lantaran memiliki peran paling penting dalam penyelundupan tersebut, Syukumaran dan Andrew Chan divonis hukuman mati oleh Pengadilan Negeri Denpasar pada 14 Februari 2006.

Hampir sembilan tahun, Sukumaran mendekam di Lapas Kerobokan, Bali. Pada tahun-tahun pertama, Sukumaran menjalani hidup di sel penjara seperti tahanan lainnya, tidur, makan, minum, dan olahraga.

Tiga tahun kemudian atau pada 2009, Myuran mulai bekerja sambilan di lapas dan menyalurkan hobi melukisnya. Dia juga mengajari narapidana lainnya melukis. Sejak itu, ia merasa hidupnya jauh lebih baik dari sebelumnya.

"Di penjara saya mulai menyibukkan diri dengan kegiatan yang produktif. Saya belajar dan terus belajar untuk lebih baik," ungkap lelaki botak tersebut dalam wawancara yang ditayangkan di film dokumenter.

Myuran Sukumaran saat ini mendekam di Lapas Nusakambangan bersama sejumlah terpidana mati lainnya, termasuk rekannya di kelompok Bali Nine: Andrew Chan. Diperkirakan dalam waktu dekat mereka akan menghadapi regu tembak untuk dieksekusi mati. (Riz/Sun)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini