Sukses

'Sayembara' Rp 65 Miliar untuk Temukan Mantan Agen FBI Ini

Robert Levinson adalah salah satu warga AS terlama yang disandera sepanjang sejarah. Ia pernah mengabdi 33 tahun di FBI.

Liputan6.com, Washington DC - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat atau FBI mengadakan semacam sayembara, barang siapa bisa memberikan informasi berharga tentang seorang pria bernama Robert Levinson akan mendapatkan uang sebesar US$ 5 juta atau jika dirupiahkan nilainya mencapai Rp 65 miliar. Tawaran tersebut meningkat dari nilai sebelumnya yakni US$ 1 juta atau Rp 13 miliar.

Levinson, mantan agen FBI menghilang setelah bepergian ke Pulau Kish, Iran pada Maret 2007. Ia adalah salah satu warga AS terlama yang disandera sepanjang sejarah.

FBI mengumumkan peningkatan jumlah hadiah pada Senin 9 Maret 2015, untuk memperingati 8 tahun hilangnya Levinson dan sekaligus sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-67.

"Levinson pergi ke Kish Island, Iran pada 8 Maret 2007. Ia bekerja atas nama  beberapaperusahaan besar. Sejak saat itu, di mana ia berada, bagaimana kondisinya, tak diketahui," demikian pernyataan FBI, seperti Liputan6.com kutip dari CNN, Selasa (10/3/2015).

Menteri Luar Negeri AS John Kerry juga mengeluarkan pernyataan yang meminta pihak Iran bekerja sama dalam penyelidikan untuk mengungkap keberadaan Levinson.

"Ia menghabiskan waktu lebih dari 2.900 hari terpisah dari orang-orang yang menyayanginya, dan menjadi orang AS yang paling lama yang ditahan sepanjang sejarah. Tahun demi tahun, keluarganya merasakan penderitaan akibat ketidakhadirannya. Ini saatnya ia pulang," kata Kerry.

"Kami tetap berkomitmen mengembalikan Levinson dengan selamat kepada keluarganya dan menghargai dukungan dan bantuan patner-patner internasional. Kami mengkhawatirkan kesehatannya mengingat usianya dan lamanya ia berada dalam tahanan."

Pemerintah Iran berulang kali menegaskan, pihaknya tidak menahan Levinson dan tidak mengetahui keberadaannya. Sementara, FBI mengatakan, saat menghilang, korban berada di Iran sebagai penyelidik pribadi.

Namun, laporan media pada 2013 menyebut, Levinson bekerja sebagai kontraktor independen CIA saat menghilang.

Sementara, keluarganya menutup mulut terkait keterkaitan Levinson dengan CIA, sebab, Pemerintah AS telah memperingatkan bahwa pengungkapan tersebut justru akan menempatkannya dalam bahaya.

FBI, Gedung Putih, dan CIA belum mengakui secara terbuka hubungan antara CIA dan Levinson.

Juga belum jelas siapa pihak yang menahannya. Namun sejumlah pejabat AS yakin, ia berada di sutu tempat di Asia barat daya.

Siapapun pihak yang menahannya, pada 2010 mereka sempat mengirimkan bukti hidup berupa rekaman dan foto Levinson pada keluarganya.

Dalam video tersebut, Levinson meminta bantuan pada Pemerintah AS. "Tolong, bantu saya pulang," kata sosoknya yang kurus. Ia juga berkata, 33 tahun pengabdiannya di FBI adalah alasan yang cukup kuat untuk membebaskannya. (Ein/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.