Sukses

Dubes Rusia: Nemtsov 'Si Pengkritik' Bukan Ancaman untuk Putin

Menurut Dubes Rusia semua isu yang melibatkan Putin terhadap kasus ini hanya omong kosong belaka.

Liputan6.com, Jakarta - Kematian mengenaskan tokoh oposisi Rusia Boris Yefimovich Nemtsov diselimuti misteri. Diduga kuat tewasnya pria kelahiran Sochi ini melibatkan sosok penting di Negeri Beruang Merah, termasuk Presiden Vladimir Putin.

Isu keterlibatan Putin dalam pembunuhan Nemtsov terus bergulir. Demi menguak fakta sebenarnya, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Galuzin angkat bicara.

Ditegaskannya, tidak ada bukti yang bisa menyeret nama Putin di kasus ini. Sehingga semua isu yang melibatkan orang nomor satu di Rusia tersebut hanya omong kosong belaka.

"Segala bentuk tudingan bahwa pembunuhan dilakukan karena ada kepentingan dari Pemimpin-pemimpin di Rusia itu bohong," sebut Galuzin, di Wisma Rusia, Jakarta, Kamis (5/3/2015).

Menurut Galuzin, Nemtsov dan Putin adalah dua orang yang punya peran berbeda di Rusia. Sehingga,mereka tidak bisa dibandingkan.

"Nemtsov bukan merupakan ancama politik bagi bagi Presiden Putin," sambung dia.

"Presiden Putin sudah menyampaikan rasa duka cita kepada ibu dan keluarga Nemtsov. Tujuan utama Otoritas Rusia adalah membawa keadilan bagi keluarga Nemtsov," imbuh Galuzin.

Karena itu, dipastikan Galuzin, Pemerintah Rusia akan membongkar dan mencari tahu siapa orang yang ada dibalik pembunuhan Nemtsov. Sebab insiden tersebut merupakan peristiwa yang menyedihkan bagi negaranya.

"Kami mengutuk pembunuhan dan tindakan barbar ini. Rusia akan melakukan investigasi mendalam," jelasnya.

Nemtsov, tewas ditembak di jalanan Moskow pada Jumat malam, 27 Februari 2015, waktu setempat. Kala itu ia tengah berjalan di jembatan dengan seorang wanita Ukraina. Pria tersebut meregang nyawa akibat ditembak 4 kali dari belakang hanya beberapa meter dari Kremlin oleh orang tak dikenal. Namun wanita yang bersamanya selamat.

Meski sering berseberangan dengan Nemtsov, Presiden Putin mengecam penembakan mendiang Nemstov itu. Melalui juru bicaranya Dmitry Peskov, Putin menyampaikan dugaannya bahwa penembakan itu terencana.

Di Negeri Beruang Merah, Nemstov sempat menduduki sejumlah jabatan penting. Termasuk sebagai Wakil Perdana Menteri Rusia sejak 1997-1998 selama masa kepresidenan Boris Yeltsin.

Setelah meninggalkan parlemen pada 2003, ia membantu pembentukan beberapa partai dan kelompok oposisi di Rusia.

Politisi itu selama ini dikenal sangat kritis terhadap inefisiensi pemerintah, juga soal korupsi yang merajalela, dan kebijakan Kremlin di Ukraina. (Ger/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini