Sukses

'Anakku Bukan Jihadi John'

Jassem Emwazi membantah tudingan bahwa anaknya, Mohammed Emwazi, adalah algojo ISIS nan sadis, Jihadi John.

Liputan6.com, Kuwait City - Jihadi John adalah nama yang lekat 3 hal: ISIS, pemenggalan, dan kesadisan. Pria yang bicara Bahasa Inggris dengan aksen British itu adalah algojo kelompok teror yang muncul dalam sejumlah video eksekusi sandera. Sosoknya menjadi misteri, hingga belakangan muncul titik terang. Ia diduga adalah Mohammed Emwazi, warga London, yang lahir di Kuwait.

Namun, seorang pria yang mengaku ayah Mohammed Emwazi membantah tudingan itu. Ia mengatakan, tak ada bukti bahwa putranya ada di balik pria sadis yang selalu muncul menggunakan kedok hitam itu.

"Tak ada yang membuktikan kabar yang menyebar di media, khususnya lewat klip video dan rekaman, bahwa anakku Mohammed adalah algojo ISIS itu," kata Jassem Emwazi kepada harian Kuwait, al Qabas, seperti dikutip dari CNN, Kamis (5/3/2015)

Jassem Emwazi mengatakan, kabar tentang putranya yang beredar tak lebih hanya 'rumor palsu'. Ia pun mengaku telah menyewa pengacara sebagai kuasa hukumnya.

Pengacara asal Kuwait itu, Salem Al-Hashash, kepada CNN mengaku mewakili Jassem Emwazi dan berencana untuk menggugat siapapun yang mengklaim bahwa Mohammed Emwazi adalah Jihadi John.

Pengacara tersebut menyebut, kliennya adalah 'korban fitnah' dan ia berniat menggelar konferensi pers dalan waktu dekat.

Tak hanya dari media, pekan lalu, 2 pejabat AS dan 2 anggota Kongres AS juga mengonfirmasi bahwa 'Jihadi John' adalah Mohammed Emwazi.

Pernyataan Jassem Emwazi pada al Qabas bertolak belakang dengan laporan yang menyebut, istrinya mengenali suara Jihadi John sebagai putranya -- saat ia menyaksikan rekaman yang menampilkan sosok si algojo, mengenakan kedok wajah hitam, mengacungkan pisau, dan mengancam sandera ISIS.

Kepada media Inggris The Guardian, Jasem Emwazi membatah laporan itu. "Bohong, bohong, bohong," kata dia.

Mohammed Emwazi diketahui lahir di Kuwait pada 1988. Pada usia 6 tahun, ia dan keluarganya pindah ke Inggris. Demikian menurut organisasi CAGE Advocacy, yang mengadvokasi orang-orang yang diduga terlibat aksi terorisme.

CAGE berinteraksi dengan Emwazi sebelum ia diduga bergabung dengan organisasi teror.

Emwazi kuliah di University of Westminster, London dan lulus pada tahun 2009 sebagai sarjana komputer. "Ia berharap dengan gelarnya itu, ia bisa sukses berkarir di negara-negara Arab. Sebab, ia lancar berbahasa Arab, Inggris, dengan aksen British," demikian keterangan CAGE terkait sosok Emwazi.

Sementara, menurut Washington Post, salah satu rekan terduga mengatakan, jalannya menuju radikalisasi dimulai saat Emwazi bepergian ke Afrika Timur, tepatnya ke Tanzania pada tahun 2009.

Ia diduga awalnya berniat wisata safari di sana. Namun, dilaporkan ditahan saat tiba di bandara, menginap semalam sebagai tahanan, lalu dideportasi. Emwazi juga pernah ditahan oleh aparat kontraterorisme di Inggris pada 2010. (Ein/Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.