Sukses

Tilap Dana Alat Olahraga, 7 Pejabat Tapanuli Tengah Dibui

Ketujuh terdakwa terlibat korupsi alat-alat olahraga untuk sejumlah sekolah di Tapteng pada anggaran 2011 lalu.

Liputan6.com, Medan - Majelis hakim Pengadilan Tipikor Medan menjatuhkan hukuman terhadap 7 pejabat Kantor Pemuda dan Olahraga Pemkab Tapanuli Tengah. Mereka divonis 7 tahun 8 bulan.

Hakim menilai ketujuh terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana korupsi pengadaan proyek alat-alat olahraga yang merugikan negara senilai Rp 146 juta, untuk beberapa sekolah di Tapteng pada 2011.

Putusan majelis hakim yang diketuai Ahmad sayuti ini menyebutkan ketujuh terdakwa divonis dalam berkas yang berbeda-beda. Antara lain Lander Parhusip selaku Kepala Kanpora 2010/2011 divonis 1 tahun 4 bulan penjara, vonis yang sama juga dijatuhkan kepada Oslo Habeahan selaku Bendahara Pengeluaran.

Sementara lima terdakwa lain yakni Yanti Nilasari, Gaul Sitompul dan Parlaungan Simarmata selaku panitia Pemeriksaan Barang, Rastim Bondar selaku Kepala Kanpora Tapteng 2011/2013 dan Imam Mahadi menjabat sebagai Pelaksana Teknis masing-masing divonis 1 tahun penjara. Selain hukuman penjara, tujuh terdakwa dikenakan denda sebesar Rp 50 juta subsider 1 bulan penjara.

"Para terdakwa terbukti melanggar pasal 3 junto Pasal 18 UU Nomor 31 Tahun 1999 Tentang pemberantasan korupsi junto Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP yang menguntungkan diri sendiri dan menyalahgunakan wewenang," ucap Ahmad Sayuti sebagai hakim ketua di Pengadilan Tipikor Medan, Selasa (3/3/2015).

Sebelumnya, Jaksa Penuntut Umum (JPU) menuntut para terdakwa dengan hukuman 1 tahun 6 bulan penjara serta membayar denda Rp 50 juta subsider 2 bulan kurungan.

Ketujuh terdakwa terlibat korupsi alat-alat olahraga untuk sejumlah sekolah di Tapteng pada anggaran 2011 lalu. Alat yang dikorupsi antara lain bola voli, bola kaki, tenis meja dan alat olahraga lainnya.

Namun, alat-alat olahraga tersebut ternyata fiktif, sedangkan anggaran itu dicairkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Pemkab Tapteng pada tahun 2011. (Ali/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini