Sukses

Jurus Curang Pupuk Oplosan

Pupuk subsidi dari pemerintah disulap menjadi non subsidi oleh tangan-tangan jahil agar mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda.

Liputan6.com, Demak - Salah satu elemen terpenting dalam menyuburkan tanaman adalah pupuk untuk petani  pupuk subsidi memainkan peranan dominan untuk mendapatkan panen yang berlimpah. Belakangan, sejumlah oknum memainkan pupuk subsidi dan menyulapnya menjadi pupuk non subsidi dengan tujuan meraup untung besar.

Di Jalan lintas Pantai Utara, aparat Kodim 0716 menghentikan laju rombongan truk yang dicurigai membawa barang ilegal. Ternyata, saat digeledah, puluhan karung yang diduga berisi pupuk urea ilegal siap edar ditemukan. Aparat lalu langsung menurunkan dan membongkar muatan.

Dari sinilah ditemukan fakta. Tak hanya isinya saja yang palsu, pupuk urea tulisan pupuk non subsidi yang terdapat di karung juga palsu. Truk yang membawa ratusan karung pupuk oplosan itu ditahan di Markas Kodim 0716 Demak, Jawa Tengah untuk selanjutnya diperiksa oleh instansi berwenang.

Beberapa karung pupuk ilegal mulai diperiksa. Terselip beberapa jenis pupuk yang bukan berasal dari Jawa Tengah. Dari sanalah kecurangan lain juga terungkap. Tak hanya pupuk oplosan saja ditemukan, zat kimia yang diduga oleh pelaku digunakan untuk merubah pupuk subsidi berwarna merah menjadi non subsidi berwarna putih. Pelaku bisa untung besar dari kecurangan itu.

Aparat bergerak cepat dan mengendus fakta baru. Sebuah gudang yang diduga menjadi tempat pengoplosan ditemukan. Saat gudang digeledah, pupuk oplosan siap edar masih menumpuk dalam jumlah besar.

Kendaraan berat yang biasa digunakan untuk mengaduk semen pun ditemukan. Ternyata itu digunakan oleh pelaku mengoplos pupuk subsidi menjadi non subsidi. Di sudut lain juga tampak tumpukan pupuk baru yang akan mereka oplos.

Kendaraan berat yang disalahgunakan itu diamankan ke Markas Polres Demak. Truk yang mengangkut pupuk itu menyisakan tetesan cairan putih berbau menyengat.

Esok harinya lokasi gudang tempat oplosan pupuk kembali didatangi dan terlihat sepi. Tim Sigi Investigasi SCTV mulai menggali informasi seputar oplosan pupuk ilegal itu.

2 orang karyawan yang kami tanyai pura-pura tak paham tentang kegiatan oplosan pupuk tempat mereka bekerja. Para warga sekitar ikut kami tanyai tentang hal mencurigakan yang bisa mereka lihat dari lokasi pengoplosan.

Perbuatan mengoplos pupuk subsidi bukan satu-satunya perbuatan melanggar hukum. Yang menjadi persoalan adalah limbah pembuangannya juga sudah lama meresahkan masyarakat sekitar.

Kami pun mendatangi tempat para petani biasa berkumpul untuk mendalami informasi pupuk oplos illegal itu. Kenyataan pupuk bersubsidi pemerintah yang disulap menjadi pupuk non subsidi oleh oknum pedagang membuat harga pupuk jadi melambung. Para petani benar-benar terganggu.

Reinkarnasi pupuk subsidi yang berganti wajah menjadi pupuk non subsidi melalui sejumlah proses. Kami sambangi kediaman mantan pelaku yang dulunya pemain pupuk oplosan rumahan.

Bahan baku yang digunakan pupuk urea bersubsidi, kemudian cairan H2O2 yaitu cairan untuk memutihkan. Mantan pelaku itu lalu mengoplos pupuk urea bersubsidi dengan campuran semen gipsum.

Hasilnya sungguh di luar dugaan. Pupuk urea disulap menjadi putih yang dikenal sebagai pupuk urea non subsidi. Harga pupuk seketika berlipat. Mantan pengoplos pupuk industri rumahan itu kemudian memperlihatkan cara mengoplos pupuk yang kedua.

Dengan menggunakan cairan kimia H2O2 untuk merubah warna pupuk  dan cara ini populer dipergunakan pengoplos pupuk besar. Menggunakan hidrogen peroksida lumayan berisiko karena bila cairan terkena kulit akan berefek gatal serta kulit berubah menjadi putih.

Campuran cairan kimia hidrogen peroksida terbilang memakan waktu lama untuk merubah pupuk subsidi menjadi pupuk non subsidi. Indikasi perubahannya hampir sama dengan menggunakan semen gipsum. Pupuk berubah warna dan dikenali orang sebagai pupuk non subsidi. Oplos pupuk subsidi dengan cairan kimia H2O2 membutuhkan waktu lama untuk dikemas dalam karung karena butuh dikeringkan.

Sementara itu di Jember, Jawa Timur, berangkat dari laporan dari para petani mengenai kelangkaan pupuk, tim gabungan dari anggota kepolisian dan personel TNI Koramil wilayah Wuluhan, Jember menggrebek rumah yang digunakan untuk menimbun dan mendistribusikan pupuk bersubsidi.

Tim gabungan menemukan 2 ton pupuk bersubsidi. Sedangkan di rumah pelaku, tim gabungan menyita pupuk seberat 3 ton. Kedua pengedar itu sempat mengelak menjual pupuk bersubsidi. Mereka beralibi pupuk digunakan untuk sawah sendiri. Namun di salah satu dinding ruangan penyimpanan pupuk, ditemukan indikasi kuat mereka bertransaksi pupuk ilegal.

Seluruh barang bukti pupuk bersubsidi disita. Sedangkan kedua pengedar pupuk ilegal ditangkap.

Permainan curang pupuk itu menyengsarakan petani. Seharusnya pupuk subsidi dengan harga subsidi bisa membantu petani memperoleh keuntungan yang pantas. Tetapi para petani justru diakali dengan barang yang sama namun dengan harga berlipat.

Hal itu membuat petani menjerit. Langkah penindakan sudah dilakukan pemerintah, namun perlu diperhatikan untuk memberikan sanksi keras yang membuat kapok pelaku oplos pupuk subsidi.

Ingin lihat bagaimana proses pengoplosan pupuk subsidi menjadi non subsidi ini bisa terjadi? Saksikan selengkapnya dalam tayangan Sigi Invesigasi SCTV, Minggu (1/3/2015), di bawah ini. (Vra/Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.