Sukses

Menristek Resmikan Ruangan Terpadu Universitas Malahayati

Gedung Terpadu di areal kampus seluas 84 hektare ini berupa bangunan tujuh lantai yang di dalamnya terdapat berbagai fasilitas pendidikan.

Liputan6.com, Bandar Lampung -  Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi M Nasir menyambangi Universitas Malahayati di Kemiling, Bandar Lampung, Lampung. Kedatangan M Nasir guna meresmikan gedung terpadu dan perpustakaan di kampus yang berdiri sejak tahun 1994 itu.

Pantauan Liputan6.com, M Nasir terlihat hadir sekitar pukul 11.00 WIB. Ia disambut rektor Universitas Malahayati Muhammad Khadafi, Ketua Dewan Pembina Yayasan Alih Teknologi Rusli Bintang dan seluruh staf dan dosen.

Ia dan rombongan kemudian langsung meninjau sejumlah ruangan di universitas berlantai 8 tersebut. Adapun sejumlah ruangan yang ditinjau yaitu Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin, mess para mahasiswa dan sejumlah laboratiorium dan ruang praktik mahasiswa.

Setelah itu, M Nasir kemudian meresmikan Ruangan Terpadu dan Perpustakaan Universitas Malahayati.

"Bersama ini, saya resmikan Gedung Terpadu dan Perpustakaan Universitas Malahayati," ucap M Nasir diikuti tepuk tangan para undangan yang hadir, Sabtu (28/2/2015).

Gedung Terpadu yang berada di tengah areal kampus seluas 84 hektare ini berupa bangunan tujuh lantai yang di dalamnya terdapat berbagai fasilitas pendidikan. Di antaranya perpustakaan, ruang baca, ruang baca, laboratorium, asrama mahasiswa, dan apartemen untuk para dosen.

Gedung Terpadu ini adalah fasilitas unggulan yang dimiliki Universitas Malahayati. Adalah Rusli Bintang yang menggagas dan mendirikan gedung terpadu ini. Ia adalah Ketua Dewan Pembina Yayasan Alih Teknologi. Ia juga yang mendirikan Universitas Malahayati.

Sementara ruang perpustakaan yang luasnya hampir satu hektare terbilang unik. Selain berisi 35 ribu buku-buku yang tersusun rapi di rak, juga dilengkapi miniatur rumah adat seluruh Indonesia.

Miniatur rumah adat ini bisa menjadi tempat diskusi yang dilengkapi LCD dan tentu saja ada akses internet. Miniatur rumah adat ini juga dibangun oleh tukang-tukang dari daerah masing-masing. Mulai dari Aceh hingga ke Papua.

Rak-rak buku yang panjang dan luas dikelilingi kolam ikan. Selain itu, perpustakaan juga dilengkapi ruang baca yang luas dan dirancang untuk memanjakan pembaca buku di perpustakaan ini. (Ado)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.