Sukses

Misteri 3 Huruf di Tato Begal Motor

Kombes Pol Martinus Sitompul menduga, 3 huruf di tato begal motor yang dibakar hidup-hidup merupakan nama geng motor.

Liputan6.com, Jakarta - Kemarahan warga sudah mencapai puncaknya. Salah seorang anggota komplotan begal motor yang gagal kabur dari kejaran warga akhirnya digelandang ke jalanan dan dibakar hidup-hidup.

Begal motor yang diperkirakan berusia 20 tahunan dengan tinggi badan sekitar 160 cm dan rambut sebahu itu menjemput ajalnya, tak lama setelah ia dan komplotannya menjalankan aksi keji mereka, membegal pengendara motor dengan samurai di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten.

Kejadiannya berlangsung pada Selasa 24 Februari 2015 pukul 00.15 WIB. Saat itu pengendara motor, WH dan A, berboncengan melewati Jalan Masjid Baitul Hakim, RT 02/03, Kelurahan Pondok Jaya, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Tiba-tiba motor mereka dipepet 2 sepeda motor. Satu motor dikendarai 2 orang, dan satu lainnya, kata saksi mata, dinaiki 3 orang. Salah satu di antaranya perempuan duduk di tengah-tengah. Mereka ternyata komplotan begal.

Salah satu di antara komplotan begal itu langsung mengeluarkan senjata tajam berupa samurai dan mengayunkannya ke arah A yang diboncengi WH. A berhasil menangkis serangan itu hingga motor yang ditumpanginya terjatuh.

Motor langsung dirampas, sementara A berteriak minta tolong kepada warga. "Teriak minta tolong, ada warga yang mendengar, langsung dikejar oleh warga sekitar," ujar Kapolsek Pondok Aren Kompol Bahtiar Alponso.

Komplotan itu berhasil kabur, tapi satu di antaranya berhasil ditangkap warga. Sebelum tertangkap, pelaku sempat bersembunyi di salah satu rumah warga.

"Dia kabur, bersembunyi. Tapi ada warga lain melihat dan diteriaki maling, makanya langsung diarak ke tempat awal pembegalan, baru dipukul di situ," tutur seorang warga yang menjadi saksi mata, Rino.

Usai dipukul hingga babak belur, warga kemudian mengalungi begal nahas itu dengan ban bekas yang sudah disiram cairan pengantar api. Pelaku pun akhirnya tewas di tempat akibat luka bakar yang parah. Tubuhnya sampai kaku akibat terbakar.

Modus Begal Motor

Aksi bakar hidup-hidup itu memperlihatkan betapa marahnya warga terhadap komplotan begal motor yang marak akihir-akhir ini. Aksi mereka yang sadis dan tak tanggung-tanggung membunuh korbannya telah meresahkan warga di Jakarta dan beberapa daerah sekitarnya.

Umumnya para begal motor berjumlah lebih dari 2 orang. Dalam menjalankan aksinya, mereka menggunakan modus memepet korban menggunakan 2 sepeda motor. Mereka dilengkapi senjata tajam seperti samurai dan senjata api. Jika korban melawan, mereka tak segan-segan membunuhnya.

Komplotan begal motor sadis itu antara lain beroperasi di Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, Bogor, Karawang, dan Bandung.

Di Depok, begal motor terakhir terjadi di Jalan Margonda Raya, Beji, Minggu 25 Januari 2015 dini hari. Korban, Abdul Rahman, tewas dibacok begal di depan Kampus BSI. Pelaku yang berjumlah 5 orang menaiki 3 sepeda motor.

Kasat Reskrim Polres Depok Kompol Agus Salim mengatakan, pelaku mengincar korban dengan berkeliling di sekitar Jalan Raya Margonda hingga ke Lenteng Agung, Jakarta Selatan, untuk mencari sasaran.

Polda Metro Jaya telah mengerahkan seluruh jajarannya, termasuk satuan intelijen guna memantau lokasi rawan kejahatan di Ibukota. Selain meningkatkan patroli, Polda Metro Jaya juga meminta satuannya menindak tegas pelaku kejahatan.

"Sudah ada perintah dari Kapolda, Kalau membahayakan maka tindak tegas tapi harus sesuai ketentuan," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Martinus Sitompul, Minggu 22 Februari lalu.

Polisi mencurigai ada 6 sindikat kelompok begal motor yang beraksi di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Termasuk  begal motor yang ada di kawasan Depok, Tangerang Selatan, dan Bekasi.

Martinus mengungkapkan, 6 kelompok begal motor tersebut berasal dari berbagai kota di luar Jakarta. Di antaranya Lampung, Pandeglang, Bekasi, Karawang, Bogor, dan wilayah Depok. "Enam yang sudah diidentifikasi ini memang main (beraksi)," kata Martinus di Polda Metro Jaya, Jakarta, Rabu 25 Februari 2015.

Dia menjelaskan, ke-6 komplotan begal motor itu memang terkenal sadis. "Kenapa marak? Karena memang modus yang dilakukan sangat sadis. Dengan membacok korban dan bahkan menggunakan senjata api," ucap Martinus.

Untuk itu, lanjut dia, Polda Metro Jaya akan terus melakukan operasi dan razia ke beberapa tempat di dekat Jakarta yang dianggap rawan aksi begal motor. Kemudian sasaran polisi selanjutnya yaitu jalan-jalan yang minim penerangan. "Tapi kami tidak mau beritahu dulu, di mana," ujar Martinus

Misteri Tato

Martinus mengakui, para begal motor cukup lihai menghindari kejaran polisi dan masyarakat. Karena itu, selain peningkatan razia dan operasi, petugas juga akan menyamar menjadi calon korban untuk menangkap mereka.

"Dalam praktiknya kami akan berperan menjadi calon korban agar kami bisa lakukan penindakan langsung terhadap pelaku," ungkap dia. Martinus menambahkan, para begal motor juga kerap mengawasi gerak polisi saat melakukan upaya preventif. Tak hanya itu, polisi juga mencurigai para pelaku mapping tempat yang biasa di razia polisi.

"Namanya pelaku, mereka mapping tugas-tugas kepolisian. Patroli rutin pasti diawasi mereka (pelaku) dan diingat sama mereka. Kalau pun mereka lewat ke tempat razia pasti mereka lengkap surat-surat kendarannya dan tanpa membawa barang bukti berupa senjata," jelas Martinus. Kendati demikian, polisi ucap Martinus, terus berupaya menganalisis dan mengembangkan kasus ini untuk mengungkap keberadaan pelaku.

Tapi aksi warga yang membakar hidup-hidup anggota komplotan begal motor di Pondok Aren disesalkan polisi. Penyebabnya, tubuh pelaku yang gosong telah menyulitkan polisi untuk identifikasi dan menguak komplotan begal motor Pondok Aren tersebut.

Kapolsek Pondok Aren Kompol Bahtiar Alponso mengatakan, tidak ada KTP atau kartu identitas lain, telepon genggam, atau hal lainnya yang melekat di tubuh pelaku yang bisa menjadi titik terang untuk mengungkapkan komplotan begal itu.

"Belum jelas, selain tidak ada identitas, wajah pelaku sudah sulit dikenali akibat dihakimi massa," ujar Bahtiar, Rabu 25 Februari 2015.

Di tubuh jenazah yang saat ini masih berada di RSUD Tangerang, hanya terlihat ciri berupa tato yang memenuhi seluruh tubuh. Namun, tato tersebut terlihat memudar akibat luka lebam dan luka bakar. Satu tato yang masih terlihat yakni lambang GBR di lengan sebelah kanan.

Kombes Pol Martinus Sitompul menduga, 3 huruf di tato itu merupakan nama geng motor. Namun kepolisian belum bisa memastikannya. Polisi, sambung dia, kini berupaya mengidentifikasi jasad pelaku dengan mengambil DNA-nya. Diharapkan dengan adanya hasil uji DNA, identitas pelaku dapat terungkap. (Sun/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini