Aturan Baru Ahok, Beli Beras Hasil Operasi Pasar Pakai ATM

Liputan6.com, Jakarta - Melambungnya harga beras Februari ini mendesak Pemprov DKI Jakarta melakukan operasi pasar. Tujuannya agar harga beras bisa turun. Namun membeli beras hasil operasi ini tidak seperti membeli beras di pasar dengan uang tunai.

Dipastikan juga, orang-orang yang tidak punya rekening di bank atau kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM) tak bisa ikut membeli beras hasil operasi pasar ini.  

Penyebabnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menerapkan aturan membeli beras hasil operasi dengan nontunai. Alasannya, guna mencegah terjadinya penyimpangan.

"Kita sudah minta operasi pasar dan operasi pasar kita itu harus dibeli dengan kartu ATM. Jadi kita tidak ingin nanti yang beli beras operasi pasar itu nggak ketahuan siapa, kita kasih jatah siapa. Tadi dalam rapim sudah saya pesankan," ujar Ahok di Balaikota Jakarta, Senin (23/2/2015).

Salah satu penyimpangan yang dikhawatirkan bisa terjadi yakni beras justru dibeli oleh para pemilik agen dan dijual kembali ke warga. Pelanggaran ini bisa saja terjadi, sehingga masyarakat hanya mendapat 10% beras, sisanya diambil agen.

"Kita tidak mau seperti itu. Jadi kita ingin ‎masuk ke kelontong-kelontong atau lewat koperasi, tapi yang beli harus dengan ATM bank. Nanti dari bank keluar cashless bank system, siapa yang beli beras ini," tegas mantan bupati Belitung Timur itu.

Ahok menegaskan, operasi pasar tetap dilaksanakan. Kalau ada yang tidak mau menggunakan ATM, patut diduga ada permainan.

"Langsung kok, kan rata-rata orang punya rekening bank. Tinggal bank pasang EDC (electrinic data capture). Saya minta minggu ini lakukan, minggu depan lapor ke saya. Tapi kalau mereka menolak sistem pembelian dengan ATM berarti kita curiga ada permainan," pungkas Ahok. (Sun/Sss)