Sukses

Satelit Pantau Kebakaran Hutan di 7 Kabupaten Riau

Kebakaran hutan dan lahan sudah berlangsung sekitar seminggu dan api belum berhasil dijinakkan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Titik panas yang mengindikasikan terjadinya kebakaran hutan dan lahan di Pulau Sumatera, masih terpantau Satelit Terra dan Aqua milik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Terpantau, titik panas terbanyak di Kabupaten Bengkalis, Riau.

"Berdasarkan pantauan satelit, hari ini terpantau 58 titik di Pulau Sumatera. Paling banyak masih di Provinsi Riau dengan 45 titik yang tersebar di 7 kabupaten," jelas staf humas Badan National Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo, Senin (16/2/2015).

Tujuh kabupaten yang dimaksud yakni Bengkalis dengan 18 titik api, Kepulauan Meranti 12, Kampar 1, Kuantan Singingi 1, Pelalawan 12, Rokan Hilir 2, dan Kabupaten Siak 5 titik api.

"Dari semua itu, titik yang dipercaya sebagai api dari kebakaran hutan dan lahan ada 13. Bengkalis masih terbanyak dengan 5 titik api, Kepulauan Meranti 1, Pelalawan 5, Rokan Hilir 1, dan Siak 1," sebut Agus.

Agus menerangkan, cuaca di Riau pada umumnya cerah berawan. Peluang hujan dengan intensitas ringan dan bersifat lokal terjadi pada sore atau malam hari di wilayah Riau bagian selatan dan barat.

"Secara umum, angin bertiup dari arah timur laut hingga timur dengan kecepatan 05-15 knots atau 10-30 km/jam. Sementara temperatur maksimal 31.5-33.5 celcius. Kelembabannya maksimal 91-96," ujar Agus.

Pantauan di lapangan, kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan sudah menyelubungi Pekanbaru sejak tiga hari terakhir. Meski terbilang tipis, kondisi udara bergerak ke arah sedang untuk kesehatan.

Di Bengkalis, kebakaran terparah terjadi di Desa Buruk Bakul, Kecamatan Bukit Batu. Sekitar 100 hektar lahan sudah terbakar dan sebagiannya sudah berhasil dipadamkan. Namun, titik kebakaran hutan dan lahan baru muncul di Dusun Teluk Sialang, masih di Kecamatan Bukit Batu.

Menurut Kepala Bidang Damkar Suiswantoro, kebakaran di Dusun Teluk Sialang terjadi karena disengaja. Sebab, petugas menemukan bekas tebangan. "Saat ini, saya bersama sejumlah anggota berada di lokasi melakukan pemadaman," ujar Suis.

Medan yang lumayan sulit ditambah cuaca panas serta hembusan angin yang kencang, membuat upaya pemadaman kebakaran tidak bisa maksimal. Padahal regu pemadam sudah berjibaku dengan seluruh kemampuan untuk memadamkan api. Kebakaran hutan dan lahan sudah berlangsung sekitar seminggu dan api belum berhasil dijinakkan. (Sun/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini