Sukses

PDIP Sesalkan Kompolnas Blak-blakan Soal Calon Kapolri

Politisi PDIP TB Hasanuddin menyayangkan Kompolnas terlalu blak-blakan soal isu calon Kapolri pengganti Budi Gunawan.

Liputan6.com, Jakarta - Politisi PDI Perjuangan Tubagus (TB) Hasanuddin menyayangkan Komisi ‎Kepolisian Nasional (Kompolnas) yang terlalu blak-blakan soal isu calon Kapolri yang akan menggantikan Komjen Pol Budi Gunawan. Seharusnya ada etika-etika yang harus dijaga oleh Kompolnas.

"Saya sesalkan cara Kompolnas saat ini. Yang satu sampaikan si A begini yang satu bilang begitu. Kadang sampaikan kalau si A atau si B tidak layak dan soal evaluasi calon Kapolri dan kemungkinan penggantinya," kata TB Hasanuddin di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (12/2/2015).

‎Purnawirawan TNI itu berujar, seorang prajurit baik di militer maupun di kepolisian jika ada promosi jabatan atau pemecatan biasanya melalui sebuah sistem yang jelas dan dirahasiakan. Artinya, sebelum ada keputusan resmi, evaluasi itu seharusnya tidak diungkapkan ke publik.

"Situasi seperti ini baiknya di ruangan saja, cukup berdiskusi dan dianalisa dalam internal. Kan kasihan seseorang belum apa-apa sudah divonis ini itu," ujar dia.

Selain itu, anggota Komisi I DPR tersebut mengatakan, jika Kompolnas ingin mendiskusikan kriteria calon Kapolri seharusnya menggandeng institusi yang memiliki kewenangan tersebut seperti ‎Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

"Kalau mau juga koordinasikan dengan PPATK dan KPK. Tapi tertutup saja kerena tidak etis kalau secara terbuka diumumkan. Kan kasihan kalau ada orang divonis tidak layak. Itu kan etika nggak bener," tandas TB Hasanuddin.

Komisioner Kompolnas Adrianus Meliala sebelumnya mengatakan Komjen Pol Suhardi Alius yang masa pensiunnya masih lama hingga 2020, ia beralasan kalau pun Suhardi terpilih menjadi Kapolri yang jika dihitung masa jabatan hanya 2 tahun, ia akan tetap aktif sebagai anggota Polri selama 3 tahun berikutnya sebelum pensiun.

"Jadi bayangkan dia akan menderita itu. Kalau dia sudah jadi Kapolri 2 tahun kemudian menjadi perwira non job selama 3 tahun," ungkap Adrianus.

Namun Adrianus menegaskan, ada peluang besar sekali bagi Suhardi untuk menjadi Kapolri pada periode berikutnya. Suhardi masih punya banyak kesempatan dan bersinar pada tahun yang akan mendatang.

"Jadi pilihan ini menurut kami bijak. Orang seperti Pak Suhardi itu jangan ditaruh sekarang, tapi dia akan menjadi orang yang amat matang di masa yang akan datang dalam tempo 2 tahun berikutnya," jelas Adrianus. (Tya/Rmn)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini