Sukses

Gara-gara Ngirit BBM, Pesawat Pembawa Miliarder Jatuh

2 Penumpang yang salah satunya merupakan seorang miliarder pemilik hotel dan kekasihnya tewas gara-gara pesawatnya kurang BBM.

Liputan6.com, Paris - Gara-gara pesawat pribadi yang ditumpanginya kehabisan bakar, miliarder Gary Vickers dan kekasihnya, Kay Clarke, meninggal tewas. Burung besi yang membawa mereka jatuh dalam perjalanan pulang usai berbelanja di Paris, Prancis.

Vickers dan Clarke, yang tinggal bersama di sebuah rumah mewah di Chester, Inggris, baru selesai berbelanja di Prancis pada 15 November 2013.

Dikutip dari Daily Mail, Kamis (12/2/2015), miliarder yang dikenal sebagai sosok 'sensitif pada efisiensi bahan bakar' itu menilai dirinya bisa membeli bahan bakar sedikit lebih murah di Inggris daripada di Prancis.

Penyidik menyebutkan, pagi hari sebelum lepas landas dari Prancis, Vickers telah menelepon bandara tujuan mereka, Hawarden, dekat Chester. Karena ia mengetahui bisa membeli bahan bakar yang lebih murah di sana daripada di Prancis.

Atas dasar itulah, sebelum lepas landas dari Paris dia hanya mengisi dua tangki sebanyak 244 liter ke tangki utama pesawat di Bandara Lognes-Emerainville dekat Paris. Atau dengan kata lain kurang dari dua pertiga kapasitas total tangki sebesar 386 liter.

Sang miliarder meremehkan jarak tempuh perjalanan yang sesungguhnya sangat jauh, sehingga menyebabkan salah satu mesin pesawat mati. Sebenarnya ada cukup bahan bakar di tangki cadangan, tapi Vickers tidak mau mengisinya ke tangki utama.

Menurut laporan Badan Investigasi Kecelakaan AAIB, diduga Vickers gagal menghitung kecepatan angin, saat merencanakan penerbangan di komputer tabletnya. Dia diperkirakan hanya menghitung waktu penerbangan selama 135 menit.

Sementara pesawat Cessna itu ternyata harus menempuh perjalanan sejauh 220 menit, atau selisih 45 menit lebih lama karena dia tidak memasukkan kecepatan angin dalam penghitungan.

Berdasarkan laporan tersebut, juga tak ditemukan penyelidik bahwa adanya persoalan dengan pesawat. Hanya disebutkan burung besi mengalami kecelakaan saat akan mendarat di Cheshire.

Sekitar pukul 13.00 waktu setempat, pesawat itu berbelok ke kiri, terbalik kemudian menghantam landasan dan hancur berkeping-keping.

Vickers meninggal di tempat kejadian. Sementara Clarke menghembuskan napas terakhir di rumah sakit akibat mengalami pendarahan internal dan shock.

Laporan AAIB menyimpulkan kecelakaan itu disebabkan akibat kekurangan bahan bakar. Meski Vickers digambarkan sebagai pilot yang sangat baik, dengan lisensi pilot swasta selama 17 tahun serta memiliki jam terbang lebih dari 300 jam.

Namun ayah Vickers, Gordon -- teman dekat mantan Wakil Perdana Menteri Prancis John Prescott -- menduga alat pengukur bahan bakar bisa saja rusak karena anaknya adalah sosok yang sangat teliti. (Tnt/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.