Sukses

Keluarga Sandera AS yang Dilaporkan Tewas Kirim Pesan ke ISIS

Perempuan asal Amerika Serikat Kayla Jean Mueller yang menjadi sandera ISIS dilaporkan tewas.

Liputan6.com, Washington DC - Seorang perempuan warga negara Amerika Serikat (AS), Kayla Jean Mueller dilaporkan tewas akibat serangan udara Yordania di Raqqa, Suriah. Kabar tersebut disampaikan oleh kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Pihak keluarga Mueller di Negeri Paman Sam langsung mencari tahu kebenaran kabar anaknya meregang nyawa. Namun sejauh ini, belum ada yang bisa memastikan informasi tersebut.

Untuk itu, orangtua dari perempuan AS yang pergi ke Timur Tengah untuk mengabdi sebagai pekerja kemanusiaan itu mengirimkan pesan kepada ISIS secara pribadi.

"Kami sangat khawatir, tapi kami berharap Kayla masih hidup," kata orangtua Mueller, seperti dimuat BBC, Sabtu (7/2/2015).

"Kami telah mengirim pesan kepada kalian (ISIS). Kami minta kalian membalasnya secara pribadi."

Dijelaskannya bahwa pihak keluarga sebelumnya sudah berkomunikasi dengan ISIS terkait nasib anaknya yang disandera. Dalam pembicaraan sebelumnya itu, kelompok yang juga disebut IS itu berjanji bakal memperlakukan Mueller dengan baik.

"Kalian berjanji bakal memperlakukannya dengan baik seperti seorang tamu, jadi kalian juga harus bertanggung jawab dengan menjaganya sebaik mungkin."

Mueller yang merupakan lulusan Universitas Northern Arizona University itu pergi ke perbatasan Turki-Suriah pada 2012 sebagai relawan untuk membantu para pengungsi.

Perempuan yang saat ini berusia 26 tahun tersebut kemudian diculik ISIS di Aleppo, Suriah pada 2013.

Juru bicara Presiden Barack Obama mengatakan pihaknya tengah berusaha keras mencari informasi soal Mueller. Sejauh ini, belum ada fakta yang menunjukkan wanita itu sudah tewas.

Sementara, Yordania membantah serangan udara dari pihaknya telah menyebabkan warga AS tewas. "Ini merupakan propaganda kriminal. Kita tak bisa percaya begitu saja."

Sebelumnya, 3 warga AS tewas dieksekusi mati oleh ISIS, yakni jurnalis James Foley dan Steven Sotloff dan relawan Peter Kassig. (Riz/Ein)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini