Sukses

Slogan Baru JK: Lebih Cepat, Lebih Baik, dan Lebih Murah

JK memperbaharui sedikit slogannya tersebut, menyesuaikan dengan komunitas ekonomi global yang tengah terjadi.

Liputan6.com, Batam - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK terkenal dengan slogannya, yakni 'lebih cepat, lebih baik'. Dalam acara 1st ASEAN Summit for State Owned Enterprise and Media (ASSOEM) di Batam, Kepulauan Riau, JK memperbaharui sedikit slogannya tersebut, menyesuaikan dengan komunitas ekonomi global yang tengah terjadi.

"Semua persaingan punya 3 aspek. Aspek barang lebih cepat, lebih baik, dan lebih murah. Yang memenangkan persaingan adalah yang dapat memproduksi barang lebih baik, lebih cepat dan lebih murah. Itulah yang memicu bagaimana perdagangan, Bagaimana sistem manufacturing kita lebih baik," ucap JK, Jumat (6/2/2015).

"Karena itu tantangan kita di Indonesia dan tantangan negara-negara lain di ASEAN ini untuk mengefisienkan produknya, bagaimana kapital lebih murah, bagaimana manufacture lebih baik, bagaimana produktivitas manusianya lebih baik. Jadi, lebih cepat, lebih baik, dan lebih murah," imbuh politisi sekaligus pengusaha asal Sulawesi Selatan tersebut.

JK menjelaskan setelah dunia melewati masa perang dingin, dunia masuk ke dalam fase membentuk komunitas berdasarkan ekonomi. Hal ini yang menjadi dasar lahirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Artinya, pengelompokan ini berdasarkan kepentingan ekonomi agar ekonomi efisien dan agar ekonomi bersatu.

"ASEAN awalnya adalah suatu hubungan yang berbasis hubungan politik dan ekonomi. Sekarang ini dengan MEA akan lebih luas daripada sebelumnya yang akan menjadikan pergerakan barang, jasa dan orang akan lebih bebas di ASEAN," tutur JK.

JK menjelaskan bila ASEAN tak membentuk komunitas global ini, maka akan sulit bersaing dengan negara seperti China atau Korea Selatan yang skala ekonominya lebih besar.

Dengan saling bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN, pembangunan ekonomi akan terwujud dengan adanya persaingan antar-negara.‎ Dalam kesempatan ini, JK melihat perdagangan di ASEAN akan menghadapi masalah.

"Perdagangan ASEAN kecil karena ASEAN hampir semua komoditinya hampir sama. Di Sumatera hasilkan sawit, di Malaysia juga sawit. Jadi tidak mudah melakukan perdagangan antar (negara anggota) ASEAN," papar JK.

Menurut JK, persaingan komoditi akan ditinggalkan dan beralih pada persaingan industri jasa dan tenaga kerja. Indonesia punya peluang berhasil ‎lebih besar karena memiliki modal 250 juta penduduk.

"Apabila Indonesia dapat mengefisienkan sumber daya kita dengan menaikkan produktivitas, buruh kerja dengan baik dengan tenang, tidak perlu mogok berhari-hari, Pasti lebih efisien dari negara lain. Tingkat bunga kita mahal tentu akan jadi saingan apabila negara lain lebih murah. Saya yakin semua kita capai, dapat kita jalankan dengan sebaik-baiknya," tandas JK. (Ans/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini