Sukses

Komisi III DPR: Pemanggilan Hasto Penting, Karena Samad Membantah

Benny sempat mempertanyakan motivasi testimoni Hasto, tentang adanya dugaan pelanggaran transaksi politik Abraham.

Liputan6.com, Jakarta - Sekitar 40 dari 55 anggota Komisi III DPR menghadiri rapat dengan Pelaksana tugas (Plt) Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Hasto memenuhi undangan Komisi III DPR untuk menjelaskan keterangannya tentang pertemuan politik Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad saat Pilpres 2014.

Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Komisi III Benny K Harman yang memimpin jalannya rapat mengatakan, fakta dan bukti yang disampaikan Hasto dan Zainal Tahir, pria yang mengaku memotret pria diduga Abraham Samad saat bermesraan dengan seorang perempuan, berkaitan dengan Komisi III DPR. Sebab Komisi III DPR adalah kaitan mitra kerja KPK dan pihak yang menyeleksi calon pimpinan KPK.

"Poin kita, Pak Hasto buat pernyataan yang bisa ditengarai merusak institusi KPK yang sangat kita percaya. Sementara Ketua KPK bilang itu fitnah, supaya nggak ada dusta di antara kita dan supaya rakyat nggak ambil kesimpulan," kata Benny dalam rapat di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (4/2/2015).

‎Politisi Partai Demokrat itu  juga sempat mempertanyakan motivasi testimoni Hasto, tentang adanya dugaan pelanggaran transaksi politik Abraham Samad dengan elite PDIP. Di mana, Abraham Samad sudah membantah pernyataan Hasto.

"‎Maka Komisi III memandang penting mengundang Pak Hasto supaya menyampaikan ini. Walaupun lembaga survei mengatakan, DPR masuk dalam lembaga yang paling korup," sambung dia.

Benny mengatakan, pemanggilan Hasto bertujuan agar informasi yang sebenarnya bisa terungkap. Apalagi, Hasto merupakan salah satu orang yang duduk di tempat strategis di PDIP, yaitu Plt Sekjen.

"Pak Hasto ini bukan sekedar warga negara biasa, beliau adalah Plt sekjen partai yang saat ini sedang berkuasa, ini yang jadi masalah," tandas Benny.

Samad Membantah

Ketua KPK Abraham Samad mengakui, namanya sempat digadang-gadang sebagai calon wakil presiden (cawapres) saat Pemilu Presiden 2014. Saat itu namanya kerap disandingkan dengan Joko Widodo atau Jokowi.

"Saya tidak membantah nama saya digadang sebagai wapres. Namun tidak ada inisiatif saya calonkan diri," ujar Samad dalam jumpa pers di KPK, Jakarta, Senin 2 Februari lalu.

Samad juga membantah foto dirinya bermesraan bersama seorang perempuan bernama Feriyani Lim yang kini beredar di publik. Bantahan itu mengacu kepada hasil analisis tim forensik internal KPK.

"Tim forensik telah mengindikasi ini hasil rekayasa," kata Abraham Samad saat menggelar jumpa pers di Gedung KPK, Jakarta, Senin 2 Februari 2015. (Mvi/Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.