Sukses

Pengamat: Ide Mobil Masuk Busway Pancingan Ahok untuk Warga

Menurut Pengamat, Ahok mengadaptasi sistem jalur bebas hambatan berbayar atau disebut Fastrak di California, Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta -
Pengamat Transportasi dari Universitas Indonesia (UI) Alvin Syah menilai ide Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengizinkan mobil pribadi masuk jalur Transjakarta (busway) kemungkinan mengadaptasi sistem jalur bebas hambatan berbayar atau disebut Fastrak di California, Amerika Serikat. 
 
"Mungkin ide Ahok ini seperti di Amerika. Ada namanya lajur berpenumpang banyak berbayar atau high-occupancy toll lane. Jadi di jalan bebas hambatan, di lajur kirinya itu berbayar kalau penumpang kurang dari 3 orang," kata Alvin saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Senin (1/2/2015).
 
Dia menjelaskan, lajur Fastrak ini berada di paling kiri jalan bebas hambatan. Kendaraan yang bisa melintasi lajur ini harus dilengkapi dengan transponder yang direkatkan dengan pita perekat ke kaca depan mobil. Ketika masuk lajur itu, pengendara harus lebih dulu mengatur berapa jumlah penumpang dalam mobil dengan menggunakan switchable transponder. Jika penumpang lebih dari 3, maka saldo tak akan didebet. Namun jika kurang dari 3, sensor langsung melakukan autodebet. 
 
Penumpang tak bisa berbohong karena alat penerima sinyal transporter akan memindai (scan) otomatis untuk memeriksa apakah jumlah penumpang sudah sesuai seperti yang sudah diatur di alat transponder. Pengendara yang melanggar akan mendapat pemberitahuan berisi data kapan dan dimana pelanggaran terjadi lengkap dengan foto mobil dan pelat nomornya yang dikirim via Pos. 
 
"Tetapi secara prinsip jalur Transjakarta tetap saja tidak untuk kendaraan pribadi," tandas Alvin.
 
Ia mengaku maklum dengan sikap Ahok yang memang sering menggelontorkan wacana-wacana. Meski dianggapnya tak masuk akal, Alvin menduga rencana mengenakan tarif bagi mobil pribadi yang masuk jalur Transjakarta adalah salah satu strategi Ahok untuk menarik perhatian warga DKI terhadap busway yang selama ini sulit disterilkan dari mobil pribadi.
 
Menurut Alvin, hal ini merupakan langkah Ahok untuk membuat warga DKI sadar bahwa jalur busway merupakan milik bersama yang juga diperhatikan secara bersama sehingga tidak seenaknya melanggar dengan memasuk area terlarang bagi kendaraan yang bukan Transjakarta.
 
"Mungkin ini cara Ahok mengeluarkan wacana tidak bijak itu terus semua orang bereaksi. Bisa saja ini pancingan Ahok 'ayo semua orang DKI concern (perhatikan) ke busway. Jangan semua dibebankan ke Pemprov'. Bisa begitu," kata dia.
 
Alasan Ahok

Sebelumnya, secara tiba-tiba Ahok mengungkapkan rencananya untuk mengizinkan mobil pribadi melintasi jalur khusus busway itu."Saya akan me-launching satu ide, kalau semua koridornya ditinggikan, boleh masuk busway (jalur Transjakarta)," kata Ahok itu di Balaikota Jakarta, Kamis lalu.

Namun, memasuki jalur busway ternyata ada syaratnya. Ahok mengatakan, setiap pengendara yang memaksa masuk jalur Transjakarta harus membayar tarif Rp 50 ribu. Jika ternyata banyak yang masuk jalur busway dan menyebabkan Transjakarta tersendat, tarifnya akan dinaikkan menjadi Rp 100 ribu - Rp 200 ribu.

"Kalau kamu kira-kira mau gaya, sok kaya, mau nyolong jalur bus boleh (bayar) Rp 200 ribu, masih kaya juga naikkan lagi Rp 500 ribu," tegas Ahok.

Caranya seperti masuk gerbang tol. Pengendara diwajibkan menempelkan kartu pembayaran elektronik atau e-money ke alat yang disediakan di halte Transjakarta. "Anda harus tempelkan e-money. Sehingga saat dia masuk, dipotong Rp 50 ribu," kata Ahok.

Ahok mengaku ide itu muncul saat rekannya marah kepada Ahok, karena mobil mewahnya dengan pajak tinggi tidak bisa menggunakan jalur Transjakarta.

"Teman saya bilang, gini Hok, kamu ini kurang ajar. Saya bayar pajak STNK mobil Lexus ini sebelum naik Rp 28 juta, kenapa tidak bisa menggunakan jalur bus Anda? Saya ada duit, kamu mau apa?" ujar Ahok menirukan ucapan sang teman.

Mendengar itu, Ahok menegaskan memang mobil pribadi tak bisa melewati jalur itu karena seperti namanya 'busway' artinya hanya untuk bus. Namun, ia mengaku memikirkan melakukan ide tersebut. Nantinya, uang pembayaran masuk jalur busway dialihkan untuk subsidi bus tingkat gratis. (Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.