Sukses

Resmikan Masjid Terbesar di Kalbar, Jokowi Pesan Jauhi Narkoba

Jokowi meminta dalam setiap dakwah yang dilakukan di masjid tersebut untuk menyampaikan kepada umat agar menjauhi Narkoba.

Liputan6.com, Pontianak - Presiden Jokowi meresmikan Masjid Raya Mujahiddin di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Selasa (20/1/2015). Jokowi berpesan agar seluruh warga Kalimantan Barat menjaga dan menjadikan masjid terbesar se-Pulau Kalimantan itu sebagai pusat dakwah dan pembelajaran bagi umat Islam.

"Masjid Raya Mujahiddin ini saya lihat sangat megah sekali, besar dan megah. Saya hanya titip kepada warga Pontianak, para kiai, untuk memakmurkan masjid ini, gunakan untuk syiar," ujar Jokowi saat menyampaikan sambutannya di halaman depan Masjid Raya Mujahiddin.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga meminta dalam setiap dakwah yang dilakukan di masjid tersebut untuk menyampaikan kepada umat agar menjauhi Narkoba dengan segala jenisnya. Terlebih ia menilai, penggunaan Narkoba di Indonesia sudah dalam status darurat.  

"Saya titip masalah narkoba agar disampaikan secara gencar. Posisi kita ini darurat narkoba," kata Jokowi.

Usai menyampaikan sambutan singkatnya dan menandatangani batu prasasti peresmian, Jokowi beserta ibu negara, Iriana menyempatkan diri untuk berkeliling masjid yang pembangunannya menghabiskan anggaran senilai Rp 80 miliar itu. Setelah berkeliling Masjid, Jokowi kemudian menunaikan ibadah shalat Dhuha dengan didampingi 2 Wakil Ketua MPR, Oesman Sapta Odang dan Hidayat Nur Wahid.

Proyek Rakyat

Dalam sambutannya, Oesman Sapta yang juga merangkap sebagai Ketua Pembangunan Masjid mengatakan, proyek tersebut merupakan murni uang rakyat yang berasal dari anggaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan anggaran dari Pemerintah Kota Pontianak.

"Selain itu, yang juga tidak kalah penting adalah sumbangan dari para donatur yang jumlahnya cukup besar. Jadi, masjid ini adalah masjid rakyat yang dibangun dari uang rakyat yang diprakarsai di daerah provinsi tingkat dua. Tidak ada satu orang saja yang berjasa, yang berjasa Allah yang merestui masjid ini bisa diresmikan saat ini," ucap Oesman.

Dia mengatakan, total luas bangunan area Masjid ini mencapai 6,3 hektar. Lahan seluas itu, menurut Oesman berawal dari hibah yang diberikan dan dikelola oleh pemerintah sejak tahun 1953. Pembangunan pun berlangsung selama 15 tahun.

"Setelah selesai dibangun tahun 1978, akhirnya masyarakat menginginkan agar masjid di pugar, namun di tengah-tengah upaya pembangunan, ada Wanprestasi, harusnya 6 bulan lalu sudah selesai, terhambat karena dia nggak selesaikan dengan baik, sehingga kami berani ambil keputusan untuk stop, ganti kontraktornya menjadi kontraktor lokal. Dan hasilnya lihat sendiri, kontraktor lokal mampu kerjakan dengan bagus," jelas Oesman.

Untuk arsitektur Masjid yang didominasi oleh ukiran kaligrafi berwarna kuning emas itu, Oesman mengungkapkan kalau rancangan Masjid merupakan hasil dirinya. Ia mengaku terinspirasi dari bentuk bangunan Masjid Nabawi yang ada di Madinah, Arab Saudi.

"Waktu ke sana (Madinah), saya nangis di sana, dan saya bertekad bangun masjid ini. Setelah masjid ini diresmikan, kami harap masjid ini bisa menjadi masjid yang difungsikan jadi pusat kegiatan umat Islam di Kalimantan," pungkas Oesman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini