Sukses

Wakapolsek Tewas, Polisi Selidiki Hasil Forensik Jenazah

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono menyatakan keluarga Wakapolsek Banyumanik menolak jenazah diautopsi.

Liputan6.com, Semarang Keluarga AKP Sunarto menolak autopsi terhadap jenazah almarhum. Hingga kini polisi masih mencari tahu penyebab kematian Wakapolsek Banyumanik, Semarang, Jawa Tengah itu.

"Keluarga korban menolak untuk dilakukan autopsi jenasah," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono di kantornya, Sabtu (17/1/2015).

Tak putus asa, polisi berupaya menyelidiki penyebab kematian tak wajar Wakapolsek itu dengan tetap menunggu hasil analisa laboratorium forensik RS Bhayangkara. Beberapa barang bukti sudah dibawa untuk diperiksa, di antaranya muntahan korban.

"Nanti kita akan cari tahu lewat hasil laboratorium forensik yang sedang menyelidiki muntahan di sekitar jenazah waktu ditemukan," kata Djihartono.

Kabid Dokkes Polda Jateng Kombes Rini Muliawati menyebutkan, autopsi memang tak bisa dilakukan karena ditolak keluarga. Hanya saja dari pemeriksaan awal, ada lebam biru kehitaman di sekitar dada hingga leher, sedangkan luka jeratan tidak ditemukan.

"Kasat mata saat pemeriksaan awal terdapat lebam biru kehitaman, bisa dikarenakan sakit jantung, bisa juga dikarenakan bunuh diri. Pemeriksaan tak bisa dilanjutkan karena keluarga tak berkenan untuk dilakukan autopsi," kata Rini.

Rini juga tak bisa memastikan penyebab tewasnya korban karena bunuh diri. Karena di muntahan korban tidak ditemukan indikasi racun. Di lokasi kejadian juga tidak menemukan barang-barang yang mengarah kepada indikasi bunuh diri.

"Andai meminum racun serangga, di lokasi tak ada botolnya, sedangkan kalau minum obat tidak ditemukan juga air mineral yang digunakan untuk meminumnya," ujar Rini.

Wakapolsek Banyumanik Semarang AKP Sunarto ditemukan meninggal dunia secara tak wajar. Sebelumnya ia sempat ditelepon atasannya, namun tak diangkat sehingga anggota polsek diminta mencarinya.

Dugaan awal AKP Sunarto bunuh diri akibat penyakit yang dideritanya tak kunjung membaik. Namun hingga kini Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Djihartono menyebutkan almarhum belum diketahui riwayat penyakitnya.

AKP Sunarto ditemukan tewas secara tragis di kamar rumah dinasnya di Asrama Polisi 1, Blok A3, Jl Empu Sendok, Gedawang, Banyumanik, Semarang. Korban meninggal terlentang di lantai samping kasur, dengan lebam di sekitar dada dan di kanan kiri kepala korban terdapat muntahan korban.

Jenazah Dimakamkan

Jenazah AKP Sunarto tiba di rumah duka di Perumahan Ketileng Indah, Blok N, No.66, RT09/RW13, Kel Sendang Mulyo, Kec Tembalang, Semarang. Sebelum dimakamkan, jenazah disalatkan di Masjid Hidayatullah, dekat rumah duka.

Menurut tetangga, AKP Sunarto dikenal sebagai sosok ramah dan supel. Ia sudah 8tahun tinggal di perumahan itu.

"Pak Narto orangnya baik, ramah, dan supel dengan tetangga. Dia bersama keluarganya sudah tinggal 8 tahun di sini," kata tetangga depan rumah Sunarto, Ardi kepada Liputan6.com.

Ardi menambahkan, almarhum juga sering menjadi muadzin atau juru azan di masjid dekat rumahnya.

"Jika sedang di rumah atau bebas tugas, Pak Narto sering adzan saat waktunya salat zuhur, makanya saya kaget sekali saat mengetahui cara meninggalnya beliau. Apalagi setahu kami, beliau tidak pernah sakit atau mengeluh sakit," kata Ardi. (Ali/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini