Sukses

Polisi Bersiaga Jelang Eksekusi Mati Asien di Rutan Boyolali

Belum terlihat persiapan khusus di Rutan Boyolali terkait pelaksanaan eksekusi mati. Bahkan terpidana diperkirakan masih di Lapas Semarang.

Liputan6.com, Boyolali - Sehari jelang pelaksanaan eksekusi mati, belum terlihat persiapan di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Boyolali, Jawa Tengah. Rencananya, Minggu 18 Januari esok eksekusi 1 dari 6 terpidana mati kasus narkoba akan dilakukan di Boyolali.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (17/1/2015), dikabarkan terpidana mati Tran Thi Bich Hanh akan tiba di Boyolali dari Lapas Semarang, Jawa Tengah. Namun hingga pagi tadi perempuan asal Vietnam itu belum tampak datang ke Rutan Boyolali.

Terkait rencana eksekusi mati, Kabag Ops Polres Boyolali Kompol I Wayan Sudhita mengaku pihaknya belum mendapatkan perintah resmi. Namun Polres Boyolali akan selalu siap untuk bersiaga mengamankan wilayah jika eksekusi tersebut dilakukan di wilayahnya.

"Ini ya, kita keterlibatannya memang tidak langsung. Dan saya juga belum tahu pasti kapan (pelaksanaan eksekusi). Tapi yang jelas kapan pun itu, Polres Boyolali di kewilayahan siap mem-back up," terang Wayan.

Tran Thi Bich Hanh terpidana mati yang akan dieksekusi di Boyolali merupakan seorang pengedar narkoba yang ditangkap petugas Bea Cukai Bandara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah 2011 lalu. Saat itu perempuan yang akrab disapa Asien itu kedapatan membawa sabu seberat 1,104 kilogram.

A Sien adalah 1 dari 6 terpidana mati yang akan dieksekusi Minggu 18 Januari besok. 5 Terpidana lainnya akan dieksekusi di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Dari 6 terpidana ini, 5 di antaranya merupakan Warga Negara Asing (WNA) dan 1 lainnya Warga Negara Indonesia (WNI).

Eksekusi hukuman mati kasus narkoba secara serentak ini adalah yang pertama kalinya di Indonesia. (Nfs/Riz)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini